SAMPIT – Desy Herlina Sari, Co-Founder sekaligus Owner Serba Harga Murah Girls Sampit berani keluar dari zona nyaman sebagai pegawai tetap di salah satu bank pelat merah untuk mengembangkan usahanya.
Desy bersama saudarinya sukses membangun bisnis fashion lewat Toko Serba Harga Murah di tiga kota, Sampit, Panglangka Raya dan Pangkalan Bun.
“Sebelum fokus mengelola Toko SHMG Sampit, selama setahun direntang tahun 2017, saya bekerja sebagai karyawati di salah satu bank pelat merah di Kota Sampit. Menempati bagian kredit, terkadang saya harus ke lapangan untuk survei calon kreditur,” kata wanita peraih cumlaude di STIE Sampit itu, Jumat 7 Januari 2022.
Berstatus karyawati bank, Desy tidak melepas usaha yang sudah dikelolanya bersama saudarinya. Toko Baju Serba 50 Ribu Sampit (Sebelum berganti nama menjadi Serba Harga Murah Girls Sampit) di Jalan TarTar tetap dijalankannya.
“Setelah pulang dari bekerja di bank, saya tidak langsung pulang ke rumah, karena saya harus kembali melayani pembeli di toko hingga menjelang malam,” ujarnya.
Bahkan Desy mengaku, saat pulang dari toko langsung tertidur lelap dan ketika bangun matahari sudah terbit menunjukkan saatnya Desy memulai hari kembali untuk berangkat kerja di Bank.
“Aktivitas seperti itu rutin saya lakukan. Pagi sebagai karyawan bank, malamnya mengelola toko,” ucap Desy.
Perjuangan mengelola toko tidak hanya sekadar melayani pembeli, Desy juga harus mengambil sendiri barang orderan di gudang ekspedisi tanpa menunggu diantar jasa kurir. Menggunakan sepeda motor kesayanganya, Desy menerobos dinginnya malam demi memanjakan calon pembeli.
Bukan perkara mudah membawa barang yang dipesan. Dibungkus karung plastik berwarna putih untuk satu koli orderan terkadang desi malam itu juga harus bolak balik dari toko menuju gudang ekspedisi.
Kerja keras yang terus menerus dijalankan menjadikan Desy tumbuh menjadi wanita dengan semangat tinggi dalam menjalani hidup. Bahkan semasa kuliah Desy merelakan masa mudanya tidak berjalan seperti mahasiswi lazimnya.
Selepas kuliah, bukan menikmati masa bersantai, Desy justru memilih mengurus toko fashionnya. Yang awalnya ia merasa berat, tapi setelah dijalani dan sudah mengetahui ritmenya akhirnya Desy menikmatinya.
“Dari kuliah sampai lulus dan bekerja di bank tetap dijalankan bersama-sama. Yang penting selama didukung penuh keluarga dan ikhlas saya percaya akan menghasilkan yang baik juga,” ungkap Desy.
Desy mengaku baru dihadapkan pada pilihan berat, saat dirinya diterima sebagai pegawai tetap di bank tempatnya bekerja. Menjadi pekerjaan yang diimpikannya sejak lama tentu senang bisa lolos seleksi karyawan tetap di bank pelat merah. Apalagi proses itu dijalani dari bawah dan berproses bertahun-tahun. Justru yang membuatnya bimbang soal penempatan kerja. Desy ditempatkan di area Palangka Raya.
“Saya bingung saat itu mana yang harus dipilih. Meninggalkan Kota Sampit dan usahanya yang sudah dirintis dari awal atau merelakan cita-cita yang saya impikan,” kata Desy.
Setelah berkonsultasi dengan orangtua dan mempertimbangkan dari berbagai aspek, Desy mengambil keputusan berat dengan melepas karirnya sebagai pegawai bank. Kesempatan di depan mata menjadi karyawan tetap dibuangnya. Desy memilih fokus mengelola bisnis yang dari awal dikelola bersama kakaknya.
Namun demikian, Desy mengaku menjadi lebih leluasa dan bisa fokus dalam menjalankan usahanya. Sepanjang tahun 2018, usaha toko fashionnya terus menanjak.
Orderan semakin ramai begitu juga pembeli bertambah banyak. Barang dagangan yang dijual juga semakin variatif, tidak hanya fashion khusus wanita, tapi juga tas, sepatu, sandal, hijab dan aksesoris pendukung lainnya.
“Jika sebelumnya pikiran terbagi-bagi sekarang bisa fokus. Semangat untuk lebih sukses tumbuh berlipat-lipat. Dan saya percaya Allah yang sudah merencanakan semua ini. Saya sekarang legawa melepaskan cita-cita, tapi dari usaha ini bisa membantu orang lain untuk bekerja di sini,” ungkap Desy.
Dalam menjalankan usahanya, Desy mengaku banyak menghadapi kendala. Terlebih setelah bermunculan kompetitor dengan usaha serupa dan menggunakan nama yang hampir menyerupai. Tidak sedikit yang mengira, toko-toko yang menyerupai itu bagian dari cabang usahanya.
“Prinsipnya kita harus lebih satu langkah. Itu yang selalu kami jalankan. Misalnya soal produk kita selalu menyesuikan dengan trend. Bahkan setiap ada model terbaru, barangnya selalu ada. Bahkan kita dalam seminggu mendatangkan dua sampai tiga kali barang baru, dan itu yang tidak dilakukan kompetitor lain,” jelasnya.
Untuk lebih memajukan usahanya Desy berbagi tugas dengan kakaknya, Deva. Desy bertugas mengurus toko termasuk melayani pembeli, serta menggkoordinasikan dengan tim. Sementara sang kakak fokus meriset model pakaian yang akan dijual dengan menyesuaikan trend fashion yang sedang berkembang.
Di tahun 2022, Desy mengaku berencana akan membesarkan salah satu toko di cabang yang dibukannya.
“Prospeknya masih besar, cabang mana itu masih rahasia. Biar nggak penasaran bisa kepoin diakun instagram resmi kami,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post