KUALA PEMBUANG – Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) menemukan seekor orangutan berjenis kelamin jantan. Seekor orangutan yang diperkirakan berusia 25 tahun ini ditemukan dalam kondisi sekarat, di area perkebunan warga yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit PT Wana Sawit Subur Lestari (WSSL) di wilayah Desa Parang Batang, Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan.
Ditubuh orang utan ditemukan empat bekas luka tembak senapan angin, diduga luka tersebut telah beberapa hari sebelum orangutan ditemukan.
Randi, warga Desa Parang Batang melaporkan kepada BKSDA Kalteng bahwa ada orangutan yang masuk ke perkebunan sawit milik warga.
Orangutan ini pertama kali diketahui keberadaannya oleh anjing milik salah satu warga yang sedang bekerja di perkebunan sawit yang berbatasan langsung dengan PT WSSL, pada Sabtu (30/11/2019), sekitar pukul 09.30 WIB.
“Anjing saya menggonggong di sekitar kebun. Saya curiga karena anjing yang terus menyalak, segera saya hampiri dan terlihat ada seekor orangutan yang terduduk di tanah,” katanya.
Laporan warga langsung ditindaklanjuti tim rescue SKW II BKSDA Kalteng pada Sabtu (30/11/2019) sekitar pukul 16.33 WIB melalui layanan Quick Response. Bersama Orangutan Foundation International (OFI).
Country Head/Program Manager OFI Indonesia, Hendra Gunawan Rabu 4 November 2019 mengemukakan, tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW II BKSDA Kalteng berangkat bersama dengan tim rescue OFI Indonesia menuju lokasi dengan menempuh perjalanan selama tiga jam. Pada pukul 20.30 WIB Tim WRU BKSDA Kalteng dan tim rescue OFI tiba di lokasi dan menjumpai orangutan dalam keadaan lemah, bahkan ia hanya mampu berpindah sejauh satu meter saja ketika tim rescue mencoba mendekatinya.
“Melihat keadaan orangutan yang demikian lemah, tim WRU BKSDA Kalteng dan tim rescue OFI segera melakukan evakuasi. Pada pukul 21.00 WIB orangutan berhasil dievakuasi ke tempat terbuka untuk kemudian diperiksa,” ujar Hendra.
Diceritakan Hendra, saat dilakukan pemeriksaan fisik berlangsung, teraba adanya satu peluru senapan angin di pipi kiri, dua peluru di pipi kanan, dan satu peluru di pinggul kanan. Selain luka akibat peluru senapan angin, terdapat juga luka sobek besar dibagian pelipis kiri, dua luka lubang di belakang leher, dua luka lubang akibat peluru senapan angin yang lebih besar di siku kiri yang diperkirakan membuat tulang siku kiri remuk. Kondisi luka-luka tersebut sudah bernanah dan mengeluarkan bau busuk yang kuat.
Sementara itu drh Dimas Yuzrifar yang merupakan dokter hewan OFI Indonesia mengatakan, luka yang dialami oleh orangutan tersebut diperkirakan sudah beberapa hari karena sudah bau.
“Saya menduga luka-luka tersebut sudah ada sejak beberapa hari yang lalu. Untuk penanganan medis pasca orangutan terbius, saya membersihkan luka-luka yang ada di tubuhnya dengan cairan antiseptik, agar luka tidak dihinggapi lalat. Injeksi antibiotik juga dilakukan untuk menghambat infeksi. Selain itu, diberikan juga injeksi vitamin agar kondisi orangutan tetap terjaga dan menghindari stress diperjalanan,” katanya.
Setelah penanganan medis selesai, orangutan dibawa ke Pangkalan Bun Kotawaringin Barat (Kobar).
Pada Minggu (1/12), berdasarkan hasil koordinasi antara BKSDA Kalteng dan OFI Indonesia, Orangutan berjenis kelamin jantan yang diperkirakan berumur 25 tahun dengan berat 75 kilogram tersebut dibawa ke Orangutan Care Center Quarantine (OCCQ) Orangutan Foundation International (OFI) untuk mendapat perawatan yang intensif.
BKSDA Akan Lakukan Investigasi Lapangan Sebagai upaya untuk menanggulangi maraknya konflik manusia dengan orangutan, Dendi Sutiadi,Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kalteng mengatakan, bahwa pihaknya akan mencoba melakukan investigasi di lapangan.
“Kita akan coba koordinasi dulu dengan para pemangku kepentingan. Kemarin, dari pihak kebun di sekitar lokasi orangutan yang diselamatkan, melaporkan adanya tanda aktivitas orangutan dalam kawasan lindung kebun miliknya,” ujarnya.
Dijelaskan Dendi, bahwa pihak kebun juga sudah melakukan mitigasi konflik dan monitoring bersama dengan BKSDA Kalteng.
(vic/matakalteng.com)
Discussion about this post