NANGA BULIK – Perusahaan perkebunan PT First Lamandau Timber International (FLTI) dan masyarakat Desa Sokoban, telah sepakat bekerja sama membangun plasma.
Diketahui, komitmen itu menjadi salah satu butir kesepakatan antara kedua belah pihak yang telah ditandatangani bersama, serta disaksikan langsung oleh Bupati Lamandau pada 16 Maret 2022. Hal itu ditandai dengan pelaksanaan ritual adat membuka Lompang Begawar oleh Dewan Adat Dayak (DAD) dan Damang Kecamatan Lamandau serta masyarakat adat Desa Sokoban pada tanggal 18 Maret 2022.
Menanggapi hal tersebut, Humas FLTI Suryaman, saat dikonfirmasi membenarkan akan adanya sejumlah kesepakatan yang telah ditandatangani bersama oleh kedua pihak. “Pada pertemuan tersebut, masyarakat Desa Sokoban dan FLTI sepakat untuk membangun kebun plasma,” ungkapnya, Kamis 24 Maret 2022.
Sesuai kesepakatan saat itu, lanjut dia, plasma akan dibangun pada lahan yang disediakan masyarakat Sokoban. Sedangkan seluruh biaya yang timbul, akan dijadikan sebagai utang plasma. “Para pihak memang harus menghormati kesepakatan tersebut. Dengan demikian, akan tercipta hubungan yang lebih harmonis di antara masyarakat Sokoban dan FLTI,” ujarnya.
Ditambahkan Suryaman, bahwa PT FLTI telah berkomitmen untuk pembangunan plasma ini. “Kami tinggal menunggu lahan dari masyarakat, sebagaimana disebutkan dalam kesepakatan,” jelasnya.
Selain plasma, kata dia lagi, PT FLTI juga berkomitmen terhadap program kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR), seperti juga tertuang dalam kesepakatan. “FLTI akan memberikan program-program CSR kepada masyarakat desa binaan perusahaan, sebagaimana yang selama ini sudah diberikan perusahaan,” kata Suryaman.
Sementara Bupati Lamandau Hendra Lesmana saat memimpin pertemuan kedua belah pihak beberapa waktu lalu mengatakan bahwa dengan dibangunnya kebun plasma, maka akan berdampak baik bagi masyarakat. “Keberadaan perusahaan harus berdampak nyata terhadap masyarakat sekitar. Yaitu bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat dimana perusahaan tersebut berada,” tegasnya.
(Btg/matakalateng.com)
Discussion about this post