NANGA BULIK – Musibah banjir yang menggenangi ruas jalan Lintas Provinsi yang menghubungkan Kalimantan Tengah – Kalimantan Barat mengakibatkan terputusnya jalur transportasi di sejumlah desa di Kabupaten Lamandau.
Dua Kecamatan yang dilintasi jalur provinsi dan terdampak banjir cukup parah sejak beberapa hari terakhir di antaranya Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang. Desa yang masih terputus akses jalur darat, diantaranya Desa Penopa, Karang Taba, Kawa, Hulu Jejabo, Lopus, Desa Nyalang, Desa Spoyu, Desa Riam Penahan dan desa-desa lainnya.
Sejumlah kendaraan besar dan kecil terpaksa harus menginap di tempat yang aman sambil menunggu air surut. Bila pengendara nekat menerobos banjir, maka harus dihadapkan denga situasi yang merepotkan karena kendaraan yang mogok ditengah genangan air yang dalam.
“Tinggi air sampai 2 meter terpaksa harus menunggu surut, kita terobos takutnya mogok, malah bikin repot,” ungkap Sarmin salah seorang supir Truck yang bermalam di salah satu rumah warga di Desa Karang Taba Kecamatan Lamandau, Sabtu 12 Juli 2020 kemarin.
Berbeda dengan jenis kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sejumlah warga setempat menyiapkan rakit untuk pengendara yang ingin menyeberangi banjir, tentunya dengan membayar uang jasa kepada pemilik rakit karena akan diantarkan dengan aman, baik kendaraan maupun pengemudinya.
Untuk motor roda 2 dan pengemudi dan pembonceng mereka harus membayar dari Rp20 ribu sampai Rp 30 ribu.
Herwin, warga Desa Karang Taba sekaligus penyedia jasa penyeberangan megungkapkan, banyak dari mereka lebih memilih balik arah, ketimbang untuk menyebrang, hanya warga setempat yang ingin pulang kampung ke desanya yang mau menyebrang.
“Saya menyediakan jasa penyeberangan ini untuk menafkahi istri dan 2 anak saya, karena ladang kami rusak akibat banjir, rumah dan ladang kami semua terendam banjir,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, minggu lalu baru saja menabur benih, namun karena nasib lagi tidak beruntung sekarang sudah hilang di rendam banjir. “Mau gimana lagi mas, mau nggak mau harus tetap mencari rejeki,” tukas Herwin.
(btg/matakalteng.com)
Discussion about this post