SAMPIT – Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Multazam K Anwar menyebut telah ada lima titik hotspot yang terdeteksi saat musim pancaroba ini. “Ini kami monitoring terus , karena sekarang di cuaca yang masih sering hujan terdapat hotspot,” katanya, Sabtu 23 Maret 2024.
Disampaikan, meski sering diguyur hujan namun tidak jarang pula cuaca panas menyelimuti wilayah Kotim. Hal ini pun kembali memunculkan kembali hotspot atau titik panas. Disebutnya, terdeteksi lima titik panas dalam beberapa hari ini khusunya di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU).
Hal ini menjadi fokus perhatian pihaknya karena tidak ingin bencana kebakaran hutan dan lahan terulang kembali seperti tahun 2023 lalu. “Ini menjadi attention semua pihak, jangan ceroboh membakar lahan. Keuntungan membakar lahan ada di pembakar, sedangkan masyarakat sekitar yang rugi,” tegasnya.
Dirinya juga mengingatkan, bahwa membakar lahan sembarangan memiliki sanksi jelas. Selain itu penegak hukum juga akan menindak tegas bagi oknum pembakar lahan. Ini dilakukan karena pembakaran lahan dapat berdampak luas diberbagai sektor.
“Situasi di tahun di 2023 kemarin bisa menjadi gambaran kota jika terjadi karhutla. Dan itu sudah cukup jangan terjadi lagi. Makanya kami imbau seluruh masyarakat Kotim jangan membakar lahan sembarangan, mari kita jaga lingkungan ini,” tuturnya.
Diketahui, pada tahun 2023 karhutla yang terjadi di Kabupaten Kotim lebih parah jika dibandingkan tahun 2019 silam. Hal itu dapat dilihat dari jumlah hotspot yang terdeteksi. Dimana pada bulan September 2019 titik panas tercatat 466 dan secara keseluruhan pada tahun 2019 tersebar hanya 5.775 titik panas.
Sementara tahun 2023 jumlah titik panas membesar yakni bulan Agustus tercatat 1.451 titik panas sedangkan bulan September sebanyak 3.858 dan Oktober 3.649. Panas terlihat dari jumlah titik panas mencuat selama 3 bulan yakni Agustus hingga Oktober 2023 secara keseluruhan tahun 2023 ada 9.319 titik panas yang lebih besar dibanding 2019.
(dev/matakalteng)
Discussion about this post