SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mengelilingi areal perumahan Graha Pramuka yang terletak di Jalan Saudara, dari Kelurahan Sawahan hingga Kelurahan Baamang Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Bahkan karhutla yang terjadi telah berlangsung hampir satu pekan lamanya yang terbagi menjadi beberapa titik di antaranya di areal perumahan tahapan 6 dua titik, Tahap 5 dua titik, Tahap 4 satu titik dan jalan masuk utama menuju perumahan dua titik besar dari jalan Pramuka.
“Selama beberapa hari ini masyarakat peduli api (MPA) graha pramuka memang selalu siaga siang dan malam untuk melakukan pemadaman dan juga memantau titik api, apakah masih hidup atau berpotensi menyebar menuju rumah warga,” kata Anggota MPA Graha Pramuka, Janu, Minggu 10 September 2023.
Lanjutnya, sampai dengan saat ini bantuan juga terus berdatangan untuk memfasilitasi MPA maupun vitamin dan makanan untuk anggota MPA agar tetap sehat, mengingat MPA tidak digaji dan hanya bekerja se ikhlasnya.
“Sampai dengan hari ini pun api masih ada yang menyala, sehingga kita melakukan patroli dan Penyiraman di sekitar perumahan warga agar api tidak menjalar mendekati perumahan warga seperti beberapa waktu lalu,” tegasnya.
Menurutnya, jika api sudah semakin membesar pihaknya akan langsung menghubungi petugas dari BPBD setempat untuk membantu melakukan pemadaman. Mengingat peralatan yang digunakan MBA juga bersifat terbatas sehingga tidak dapat melakukan pemadaman dalam skala besar.
“Biasanya kalau api masih bisa kita tangani bersama warga sekitar, kita hanya memberikan informasi kepada BPBD terkait kondisi di lapangan. Karena sudah beberapa kali juga kita melakukan pemadaman secara mandiri menggunakan peralatan yang dimiliki MPA. Beruntungnya ada warga kita yang memiliki drone dan biasanya diterbangkan di sekitar area perumahan untuk melakukan pemantauan penyebaran api, sehingga kita cukup terbantu melakukan pengawasan di sekitar perumahan,” ungkapnya.
Tambah Janu, iya mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu menjaga lingkungan sekitar terutama yang berada di dekat titik Karhutla. Serta jangan sampai ada juga warga yang melakukan pembakaran secara sengaja sehingga mengakibatkan terjadinya karhutla.
“Karena kasihan masyarakat kita yang lain yang terkena dampak dari asap nya, bahkan sudah banyak warga sekitar yang terserang penyakit puluh dan batuk. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa namun juga balita yang berada di lingkungan sekitar. Kita juga menemukan adanya satwa liar yang terpanggang saat melakukan pemadaman yaitu ular Sawa dengan panjang kurang lebih 4 m. Ini merupakan salah satu dampak dari terjadinya karhutla,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post