SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan antisipasi agar daerahnya tidak menjadi barometer peredaran narkoba di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, Bumi Habaring Hurung ini oleh menjadi barometer perekonomian di Kalteng namun tidak pada narkoba. “Jangan sampai Kotim menjadi barometer peredaran narkoba juga di Kalteng,” katanya, Jumat 19 Agustus 2022.
Pasalnya, Kotim, khususnya Sampit sebagai titik persilangan yang sangat strategis karena memiliki beberapa pintu masuk yang lengkap, yakni darat, air, dan udara. “Jadi kami akan memberikan perhatian pada pintu-pintu masuk tersebut,” ucapnya.
Lanjutnya, salah satu yang menjadi perhatian pihaknya adalah Bandar Udara Haji Asan Sampit. Karena bandara secara aktif menjadi salah satu pintu masuk mobilitas warga dari Luar Kalimantan menuju daerah ini.
“Sehingga perlu dikaji terkait dengan prosedur dalam upaya mencegah penyebaran penyalahgunaan narkoba maupun barang lainnya yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ujarnya.
Orang nomor satu di Kotim ini juga menyampaikan, daerah ini memiliki Sungai Mentaya yang membentang dari Muara Laut Jawa hingga ke pedalaman wilayah Kotim. Sungai Mentaya sebagai sumber kehidupan masyarakat sudah pasti memiliki banyak dermaga seperti pelabuhan laut, pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, pelabuhan pengumpan dan pelabuhan pengumpan regional.
Menurutnya semua itu dapat dijadikan alat dari potensi-potensi masalah penyebaran penyalahgunaan narkoba lewat jalur laut. Sementara jalan darat yang melintasi wilayah Kotim juga merupakan potensi permasalahan yang teramat perlu dikaji dan dipertimbangkan langkah-langkah preventifnya terkait penyebaran penyalahgunaan narkoba.
“Jalan darat yang kita tinjau sebagai hal biasa, padahal memiliki banyak peluang yang sulit otoritas identifikasi permasalahannya. Kita mengenal istilah jalan-jalan tikus yang menjadi alternatif penyelundupan barang-barang haram maupun narkoba. Oleh karena itu pengamanan dan pengendalian serta pengawasan yang ketat terhadap jalur-jalur masuk ini memerlukan sinergitas dan koordinasi bersama, baik Pemerintah, TNI dan Polri maupun instansi vertikal. Sehingga Kotim tidak menjadi barometer peredaran narkoba di Kalteng,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post