SAMPIT – Setelah pandemi covid-19, peningkatan produksi sampah rumah tangga semakin terlihat bahkan menjadi polemik di masyarakat. Namun disamping itu, peningkatan sampah dinilai merupakan tanda perekonomian di Bumi Habaring Hurung sudah pulih. Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Machmoer.
“Peningkatan volume sampah tersebut dipicu dari perubahan gaya hidup masyarakat setelah pandemi. Ini tandanya ekonomi sudah membaik, namun kepedulian terhadap lingkungan masih minim lantaran banyak yang buang sampah tidak pada tempatnya,” sebut mantan Kepala PUPR Kotim ini, Kamis 21 Juli 2022.
Peningkatan sampah dipicu juga karena banyaknya makanan kemasan maupun siap saji yang menggunakan bahan pembungkus dari plastik. Diketahui sampah plastik merupakan non-organik yang sulit terurai.
“Contoh tadinya kita makan di warung, nah sekarang dengan adanya perkembangan teknologi ini hampir semua makanan dan minuman dikemas dengan bentuk atau tempat berbahan plastik. Ini salah satunya membuat peningkatan volume sampah,” jelasnya.
Untuk mengatasi persoalan itu, DLH menyiapkan tempat pembuangan sampah termasuk juga angkutan sampahnya. Kendati demikian, terkadang solusi ini melenceng dari prediksi.
Disebutnya, hal ini berhubungan dengan kebiasaan sebagian oknum masyarakat yang tidak tertib dalam membuang sampah ke depo. Terkadang hanya sekedar meletakkan sampah di depan pintu depo, yang kemudian ditiru oleh masyarakat lainnya sehingga lama-kelamaan menumpuk hingga ke jalan.
“Dalam depo itu sebagian sudah kosong, malah yang dibuang hanya di depan atau di luar. Rata-rata bangunan depo itu bisa menampung sampah dari masyarakat,” jelasnya
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post