SAMPIT – Pemerintah Kecamatan Telawang Laksanakan Sosialisasi BIAN dan Bentuk Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu dalam rangka menindaklanjuti instruksi Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Kepala Puskesmas Fantimatuz Zahra mengatakan, imunisasi dalam Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ada 2 macam, yaitu imunisasi Kejar dan Imunisasi diperuntukan anak usia 12-59 bulan, sementara Imunisasi tambahan Campak Rubella (MR) untuk anak 9 bulan – 12 tahun.
“Saya berharap program ini didukung oleh semua pihak, terutama kepala desa, kepala sekolah, tokoh masyarakat dan kader, agar BIAN ini dapat berjalan optimal, sehingga anak-anak yang masuk dalam sasaran BIAN dapat diberikan imunisasi,” ujarnya, Rabu 15 Juni 2022.
Terkait dengan Pokjanal Posyandu, beliau menyampaikan diperlukan untuk wadah koordinasi dan pembinaan Posyandu di Kecamatan Telawang. Sementara itu Camat Telawang Siagano menyampaikan, bahwa peran serta semua pihak dalam BIAN sangat diperlukan, mengingat ini program nasional.
“Terkait pembentukan Pokjanal Posyandu Kecamatan Telawang, ini merupakan tindak lanjut instruksi Bupati Kotim ketika rapat koordinasi Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten Kotim beberapa waktu lalu. Beliau juga menyampaikan bahwa Posyandu aktif di Kecamatan Telawang 0,” sebutnya.
Hal tersebut memantik protes dari kepala desa dan kader yang hadir, karena mereka merasa Posyandu di desa mereka telah aktif setiap bulan. Mereka juga menyampaikan bahwa pekerjaan mereka selama ini tidak ada nilainya, karena dianggap tidak aktif.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Puskesmas Sebabi melalui pengelola program Promosi Kesehatan Puskesmas, Yogy Imansory menjelaskan, ada kriteria tertentu untuk Posyandu aktif, yakni harus ada di strata Purnama dan Mandiri, di samping harus mempunyai peralatan antropometri (pengukur pertumbuhan dan perkembangan).
“Sedangkan untuk memenuhi strata Purnama, Posyandu harus aktif melakukan penimbangan setiap bulan minimal 8 kali setahun, kader minimal 5 orang, capaian program (gizi, kesehatan ibu dan anak, imunisasi dan KB) minimal 50% dan mempunyai program tambahan. Sedangkan untuk strata Mandiri ditambah dengan mempunyai dana sehat minimal 50%,” jelasnya.
Berdasarkan paparan Yogy, diketahui bahwa kader Posyandu pada sebagian besar Posyandu kurang dari 5 orang, capaian program gizi untuk bayi/balita yang ditimbang rata-rata kurang dari 50%, cakupan KB juga mengalami hal yang sama. Sedangkan untuk kesehatan ibu dan anak pada sebagian desa juga masih rendah.
Dalam mendukung penyampaian Kepala Puskesmas, Rudi Rakhmadi selaku Plt Kasi Surveilans dan Imunisasi mensosialisasikan program BIAN, yang mana latar belakangnya karena selama Pandemi, capaian imunisasi menurun.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post