SAMPIT – Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kerap kali diselimuti embun setiap pagi hari, keadaan ini terus berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. Hal itu membuat pengendara harus menghidupkan lampu lantaran jarak pandang yang terbatas.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara H Asan Sampit Musuhanaya mengatakan, kondisi cuaca saat pagi hari di Kota Sampit memang cenderung berembun dengan suhu berkisar 24 derajat Celcius. Dengan kelembaban udara 99 persen.
“Kondisi ini membuat jarak pandang terbatas yakni 1.500 meter. Baru menjelang siang jarak pandang membaik. Hal ini juga dipengaruhi oleh kecepatan angin, yakni kecepatan angin 0 kilometer per jam. Dan pada hari ini juga tidak terdapat pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Kotim,” ungkapnya, Selasa 14 Juni 2022.
Sementara itu lanjutnya, kondisi berembun ini membuat udara pagi terasa lebih dingin dari biasanya. Sebab embun-embun yang beredar membasahi udara akan menambah tingkatan air yang terkandung dalam embun, bahkan terkadang terasa seperti hujan.
“Pembentukan embun berawal ketika siang hari. Jadi meski malamnya tidak terjadi hujan, saat pagi tetap saja embun ada. Cuaca yang panas menjadikan sinar matahari memicu air tanah berubah untuk menjadi uap air. Uap air ini nantinya akan mengambang di udara sampai malam hari,” jelasnya.
Setelah malam lanjutnya, suhu udara menurun dan menjadi dingin. Udara yang dingin tersebut tidak kuat menahan uap air. Sehingga menyebabkan uap air kembali menjadi air. Inilah yang biasa disebut dengan embun. Perlu diketahui juga ujarnya, itu tidak selalu berbentuk air. Apabila suhu udara malam hari mencapai 0 derajat Celcius atau kurang dari itu, maka embun akan mengkristal.
Terpisah warga Sampit yang kerap kali berangkat kerja saat subuh yakni Ipin mengatakan, sekarang ini setiap berangkat kerja ia harus menggunakan jaket lebih tebal dari biasanya dan juga harus lebih hati-hati lantaran jarak pandang yang terganggu karena embun.
“Meski sudah menghidupkan lampu kendaraan, tetap saja tidak sejelas biasanya. Jadi sekarang kalau berangkat kerja tidak bisa cepat-cepat, karena berkendara harus pelan untuk menghindari lobang-lobang di jalan ataupun kendaraan lain yang berselisihan,” ungkapnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post