SAMPIT – Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Ahmad Sarwo Oboi mengatakan, kebutuhan balok es untuk para nelayan yang ada di Bumi Habaring Hurung ini sangat tinggi. Yakni berkisar antara 500 hingga 1.000 balok es perhari.
Pabrik yang dimiliki Kotim hanya bisa memproduksi 35 balok es perhari, sehingga dinilai belum mencukupi kebutuhan para nelayan tersebut. Saat ini, pabrik tidak bisa beroperasi karena mesinnya rusak.
“Kebutuhan balok es kita sangat banyak, jadi tidak bisa memenuhi. Terlebih operasional mesinnya harus menggunakan BBM solar, jadi tidak seimbang dengan hasil yang didapat. Maka dari itu kami telah merencanakan untuk membangun pabrik es skala besar,” jelasnya.
Harga es per baloknya dijual Rp 17 ribu. Kedepan, pihaknya akan memperhitungkan biaya operasional terlebih dahulu, agar tidak merugi sehingga mendapat keuntungan yang seimbang.
“Rencana pembangunan pabrik es ini juga akan menguntungkan para nelayan. Pembangunan diperkirakan membutuhkan anggaran Rp 3 miliar. Ada dua kemungkinan pembiayaan untuk pembangunan pabrik es tersebut, pertama dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kotim atau yang kedua dengan didanai oleh pihak ketiga,” tegasnya.
Sebelumnya diketahui, Bupati Kotim menargetkan pada tahun 2023 pabrik es bisa terbangun di kabupaten ini. Jika pabrik tersebut terbangun maka akan lebih menguntungkan bagi para nelayan. Selama ini nelayan membeli es di Sampit sehingga harus mengeluarkan biaya transportasi.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post