SAMPIT – Warga Tionghoa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) merayakan Cheng Beng. Diketahui di Indonesia, Festival Qing Ming atau Qing Ming Jie lebih dikenal dengan istilah Cheng Beng dalam bahasa Hokkian atau Cheng Meng dalam bahasa Teochew.
Festival Qing Ming memiliki 2 arti yaitu sebagai salah satu dari 24 Jie Qi (24 Musim dan Iklim) dalam Kalender Imlek dan juga merupakan salah satu hari raya atau festival terpenting dalam budaya dan tradisi Tionghoa untuk menghormati para leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal dunia.
Tahun 2022 ini, Cheng Meng jatuh pada bulan April yakni diperingati dua minggu setelah perayaan Imlek lalu. Bahkan di Kota Sampit sendiri, pagi ini Minggu 3 April 2022 warga Tionghoa sudah memadati makam leluhur yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Kilometer 6, Kelurahan Pasir Putih, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
“Cheng Beng yang arti secara kongkritnya adalah membersihkan, menyiangi kuburan. Cheng Beng yang berasal dari kata Qing Ming adalah salah satu ritual yang diajarkan Confucianisme (ajaran Kong Hu Chu). Kami sangat mempercayai ajaran ini yang sebenarnya adalah mengabdi leluhur (menghormati orang tua),” ujar Lie Mei Lia salah seorang warga Tinghoa di Sampit, Minggu 3 Maret 2022.
Lanjut perempuan yang nama Indoensianya Emilia ini, persiapan untuk Cheng Beng sudah dilakukan sejak dua minggu yang lalu. Seperti melipat kertas sembahyang, memotong daun pandan serta membeli keperluan sembahyang lainnya. Ceng Beng jatuh pada tanggal 5 April, namun sejak 10 hari sebelum tanggal itu, sesuai kepercayaan warga Tionghoa, sudah boleh ziarah kubur
“Secara tradisional waktu untuk melakukan ziarah kubur atau makam cengbeng yakni antara 10 hari sebelum hari cengbeng dan 10 hari setelah hari cengbeng, antara 26 Maret – 15 April. Namun bagi sebagian orang saat ini perlu menyesuaikan waktu, karena kesibukan ataupun harus mengunjungi beberapa lokasi makam leluhur yang terpisah, puncak perayaan cengbeng jatuh pada hari Minggu terdekat sebelum tanggal 5 April,” jelasnya.
Tradisi Tionghoa, saat melakukan persiapan Kuburan (Shao Mu), anggota keluarga harus membawakan makanan, minuman, buah-buahan dan uang kertas sembahyang ke kuburan tersebut dan persembahannya kepada leluhur atau keluarga yang meninggal dengan meletakkannya di depan kuburan . Mensucikan dan mengecat ulang tulisan yang diukir pada batu Nisan serta menambahkan tanah baru kuburan.
“Setelah memberikan dan sembahyang, makanan dan minuman yang dibawa tadi dapat di bawa atau dibawa pulang sedangkan uang kertas yang diperuntukan khusus sembahyang di sekitar lokasi kuburan tersebut,” ujarnya.
Sampai saat ini, Hari Raya Qing Ming (Cheng Beng) yang merupakan hari untuk melakukan kepada para leluhur dan sanak keluarga yang meninggal dunia masih dilakukan dan diikuti oleh para generasi muda sesuai dengan Tradisi Tionghoa.
Hari Raya Qing Ming atau Festival Qing Ming (Cheng Beng) ini biasanya jatuh pada tanggal 4 ~ 6 bulan April setiap tahunnya. Pada Tahun 2022, Hari Raya Qing Ming (Cheng Beng) jatuh tepat pada tanggal 5 April 2022 (bulan 3 tanggal 5 menurut penanggalan Kalender Imlek).
“Kalau dulu orang sembahyang lebih awal ada yang jam 3 subuh sudah ke makam, tadi jam 08.00 WIB masih banyak orang datang. Sampai-sampai jalan masuk ke makam macet karena ada mobil yang mau keluar dan ada yang baru datang,” ucapnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post