SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menjadi salah satu lokasi fokus (lokus) penanganan stunting, sehingga untuk mencapai target penurunan angka stunting diperlukan penguatan intervensi secara spesifik dan juga sensitif.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi, arah pembangunan kesehatan dititikberatkan pada upaya promotif preventif karena dapat memberikan dampak yang lebih luas dan kesehatan lebih efisien dari sisi ekonomi.
“Perbaikan gizi masyarakat yang difokuskan pada 1.000 hari pertama kehidupan dan usia remaja menjadi komponen utama pembangunan kesehatan yang berkelanjutan sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing,” ucapnya, Jumat 11 Februari 2022.
Lanjut dia, permasalahan kesehatan dan gizi remaja akan mempengaruhi kualitas hidup pada usia produktif dan hsia selanjutnya. Bahkan mengacu pada RPJMN 2020-2024, percepatan penurunan stunting menjadi 14% dan wasting menjadi 7% pada tahun 2024 menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan.
“Untuk dapat mencapai target tersebut perlu dilakukan penguatan intervensi spesifik dan sensitif yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan fokus pada sasaran dari intervensi gizi spesifik sebagaimana diatur pada Perpres 72 Tahun 2021 yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia 0-59 bulan,” sebutnya.
Dijelaskannya, upaya pencegahan anemia pada remaja melalui tablet tambah darah pada remaja putri merupakan intervensi spesifik yang sangat strategis, untuk mempersiapkan calon ibu yang sehat dan melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
“Sebagaimana diketahui, tahun 2019 Kotim ditetapkan sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi yaitu 48,84% yang dihasilkan oleh Riskesdas tahun 2018, tertinggi di Kalteng,” tegasnya.
Berdasarkan prevalensi sebaran stunting di Kotim, sumber data melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat per 27 Agustus 2021 di Kotim sebesar 22 persen menurun 5 persen dari 27 persen per 31 Desember 2020. “Harapan kita angka stunting di Kotim terus menurun,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=69430 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Apa komentar Anda?