SAMPIT – Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan pengecekan alat sistem perangkat atau OS yang digunakan untuk Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Arsiparis Ahli Muda Kantor Regional VIII Kalimantan Selatan (Kalsel) Diana Susanti mengatakan pengecekan ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan atau kecurangan. “Untuk hari ini kami menyiapkan perangkatnya yaitu CATnya jadi sekarang lebih kami buat lebih aman lagi agar tidak ada kemungkinan bocor lagi, kami minimalisir,” katanya saat melakukan pengecekan, Rabu 17 November 2021.
Lanjutnya, meski selama ini Kotim tidak ada kasus kebocoran, tapi ini mengantisipasi atau menghindari seperti yang terjadi di daerah lain. Sehingga pihaknya meningkatkan persentase keamanan hingga 100 persen tidak akan terjadi kebocoran.
Menurutnya tidak ada perbedaan sistem antara Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan SKB yaitu sama-sama menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Namun pada SKB ini Operating sistemnya akan dipaksa berada di single platform yaitu Linux. Karena dengan menggunakan Linux itu akan lebih tidak mudah melakukan kecurangan dan menekan potensi untuk terjadinya remote akses. “Kita ketahui bersama di Makassar ada kasus dugaan kebocoran. Jadi kami buat keamanan hingga seaman mungkin agar tidak terjadi semacam itu,” terangnya.
Sementara Alang Arianto mengungkapkan OS yang dipersiapkan untuk SKB sebanyak 55 unit. Itu menyesuaikan dari jumlah peserta setiap sesinya. “55 unit karena setiap sesi ada 50 orang, jadi 4nya untuk cadangan. Hari ini kami persiapkan dan besok kami ready,” ungkapnya.
Sedangkan untuk jumlah peserta yang akan mengikuti SKB di Balai Diklat BKPSDM Kotim ada sebanyak 458 orang dari 603 peserta yang lulus Passing Grade pada SKD lalu. Untuk materi yang akan diujikan sesuai dengan bidang atau formasi yang dipilih peserta. “Sisanya mengikuti di UPT daerah lain. SKB ini dijadwalkan 3 hari satu harinya ada 4 sesi dan lebihnya 2 sesi karena tetap menjaga Prokes. Karena jumlah vaksinasi belum capai target kita naik lagi level 3 makanya tatap Prokes diterapkan dengan ketat,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post