SAMPIT – Berbagai wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) selama dua hari berturut-turut diguyur hujan. Meski intensitas terbilang sedang, namun durasi yang cukup lama sekitar 7 jam membuat beberapa daerah menjadi banjir. Seperti yang terjadi di Desa Tumbang Kalang, Kecamatan Antang Kalang. Akses menuju desa ini terhambat lantaran jalan porosnya banjir.
“Jalan poros menuju Desa Tumbang Kalang dari arah Sungai Baras maupun sebaliknya terganggu. Banjir menutupi jalan, bahkan arusnya sangat deras. Ini berbahaya bila dilalui,” kata Reynaldi, salah seorang warga Kecamatan Antang Kalang, Jumat, 12 November 2021.

Meluapnya air sungai diakibatkan hujan yang terjadi di hari Rabu (10 November 2021) dan Kamis (11 November 2021), malam hingga dini hari. Dikatakan, jalan tersebut merupakan jalan utama menuju desa ini. Bahkan di Desa ini pun banjir sudah mencapai lutut orang dewasa. Aktivitas terganggu, sehingga warga terpaksa menggunakan transportasi air jenis perahu mesin yang sering disebut dengan klotok ces. “Untungnya hampir rata-rata rumah disini bentuknya panggung, jadi air saat ini belum ada yang masuk hingga ke dalam rumah,” sebut pemuda berusia 22 tahun ini.
Selain di desa tersebut, beberapa desa lainnya yang ada diwilayah utara kabupaten bermoto Bumi Habaring Hurung turut kebanjiran. Salah satunya Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu. “Air disini sudah mencapai dada orang dewasa. Ini (ketinggian air) masih bisa bertambah, terlebih kemungkinan besar hujan akan terjadi lagi,” ucap salah seorang warga Desa Tumbang Koling, Kristina Natalia.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Rihel mengatakan, memang banyak daerah yang terjadi banjir. Itu disebabkan oleh sungai yang tidak mampu menampung debit air yang terlalu besar. Sementara untuk di dalam Kota Sampit, banjir dikarenakan draenase yang kurang berfungsi maksimal lantaran diduga tersumbat sampah maupun terjadinya pendangkalan pada kanal-kanal yang ada. “Masyarakat harus lebih waspada, apabila debit air semakin tinggi, pastikan kondisi rumah dalam keadaan aman. Peralatan elektronik yang dapat mengeluarkan arus listrik sangat berbahaya, jika memang tidak diperlukan sebaiknya listrik dimatikan. Dan jika memang sudah tidak memungkinkan, sebaiknya mengevakuasikan diri ke tempat yang tidak banjir,” imbau Rihel.
(dia/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=62051 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post