SAMPIT – Persoalan stunting di Kotawaringin Timur (Kotim) terus menjadi perhatian pemerintah setempat, pasalnya hampir di setiap kecamatan terdapat balita yang mengalami stunting. Salah satunya di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, sekitar 14 persen balita di sana mengalami stunting.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Erdiana menyebutkan, beberapa istilah yang dipakai untuk kasus kurang gizi yakni underweight atau berat badan kurang yang artinya gabungan antara berat badan (BB) sangat kurang dan BB kurang. “Kemudian yang sering kita dengar yakni stunting atau pendek, pengertiannya gabungan antara sangat pendek dan pendek. Terakhir ada wasting atau gizi kurang, pengertiannya gabungan antara gizi buruk dan gizi kurang,” jelas Erdiana, Jumat 29 Oktober 2021.
Lanjutnya, di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan ada sekitar 1.077 balita yang datanya sudah dientry ke dalam aplikasi ePPGBM hingga Agustus 2021. Dimana jumlah tersebut merupakan gabungan jumlah balita dari 10 desa yang ada di daerah itu. 10 desa yang dimaksud yakni Sebamban 55 balita, Samuda Besar 22 balita, Samuda Kecil 46 balita, Samuda Kota 121 balita, Basirih Hilir 80 balita, Jaya Kelapa 140 balita, Basirih Hulu 177 balita, Jaya Karet 227 balita, Sei Ijum Raya 88 balita dan Handil Sohor 121 balita.
Dari total balita tersebut, yang sangat pendek ada 39 balita, yang pendek ada 108 balita. Sehingga yang mengalami stunting atau sangat pendek dan pendek sebanyak 147 balita atau sekitar 14 persen dari total balita yang di entry dalam aplikasi. Namun menurutnya, tidak hanya yang mengalami stunting saja yang ditemukan di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan namun ada juga balita yang mengalami obesitas yakni ada 10 balita. “Dari data berat badan berdasarkan tinggi badan yang mengalami gizi buruk 6 balita, gizi kurang 60 balita, normal 938 balita, resiko gizi lebih 48 balita, gizi lebih 16 balita dan obesitas 10 balita,” sebutnya.
Sementara untuk tinggi badan berdasarkan usia ujarnya, sangat pendek ada 39 balita, pendek 108 balita, normal 926 balita dan tinggi 4 balita. Kemudian berat badan berdasarkan usia, sangat kurang 24 balita, kurang 120 balita, berat badan normal 956 balita dan resiko lebih 49 balita. “Sedangkan untuk data gizi buruk dan gizi kurang atau wasting, yang mengalami gizi buruk ada 6 balita, gizi kurang 60 balita, sehingga total wasting 66 balita atau sekitar 6 persen dari total balita,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post