SAMPIT – Desa Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dinilai desa yang masih terisolir. Pasalnya belum memiliki infrastruktur jalan yang memadai, bahkan lokasinya berada di seberang Sungai Mentaya. Sehingga untuk menuju desa tersebut harus menggunakan transportasi air.
Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, meski berada pada daerah yang cukup sulit dijangkau, namun taraf hidup masyarakat setempat harus bagus. “Kami akan terus berupaya meningkatkan taraf hidup mereka,” katanya, Selasa 5 Oktober 2021.
Salah satu langkah yang pihaknya lakukan adalah membuat desa tersebut menjadi Kampung Reforma Agraria yang bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kotim. Hal itu didukung lantaran desa ini memiliki potensi dari sektor pertanian padi dan kopi. Dengan dijadikannya Kampung Agraria maka potensi yang ada dapat dikembangkan dengan lebih baik. “Agar itu lebih berkembang dengan baik, sejumlah bantuan seperti bibit, alat budidaya ikan, alat pengolah tanah dan mesin pemanggang kopi kami berikan. Selain itu kami juga menyerahkan sebanyak 112 sertifikat tanah,” sebutnya.
Namun, sebagian bantuan itu ada juga yang berasal dari CSR perusahaan besar yang ada di Kotim yaitu 5 handtraktor atau alat pengolah tanah. Dirinya pun berharap dari bantuan yang diberikan itu dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pola usaha dan pola hidup masyarakat desa itu. Sebelumnya, warga setempat juga diberi pelatihan serta pendampingan dan penyuluhan dari BPN dan Dinas terkait dalam mengelola potensi yang dimiliki. Seperti penyuluhan dalam bercocok tanam padi, pendampingan membuat kemasan kopi yang menarik dan mengolah rotan agar memiliki nilai jual yang tinggi. “Dengan memanfaatkan peralatan yang salurkan serta pelatihan yang diberikan, taraf hidup masyarakat dapat meningkat,” ucap Halikinnor.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post