SAMPIT – Beberapa orang kerap kali mengeluhkan hal berbeda-beda usai mendapatkan vaksin Covid-19, nyatanya hal itu merupakan hal yang lumrah terjadi pada seseorang yang menjalani vaksinasi.
Menurut Kepala Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dr Yuendri Irawanto, beberapa efek samping yang umumnya terjadi usai divaksin yakni demam, sakit badan, nyeri di tempat suntikan dan lainnya.
“Penanganannya tergantung efek apa yang timbul, karena setiap orang efek yang ditimbulkan berbeda-beda,” kata dr Yuendri, Sabtu 18 September 2021. Tidak hanya faktor antibodi seseorang lanjutnya, kandungan dari vaksin yang berbeda-beda juga mempengaruhi efek samping yang muncul. “Beda vaksin juga beda efeknya,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim Bakhrudin menjelaskan, tidak hanya vaksin Covid-19 namun vaksin lainnya juga kerap menimbulkan efek pada penggunanya. “Untuk itu masyarakat jangan takut, karena efek samping itu hal yang wajar dalam pemberian vaksinasi,” ujarnya.
Diketahui, masyarakat yang mengalami efek samping tertentu pasca disuntik vaksin, diperbolehkan mengonsumsi obat-obatan yang sesuai dengan keluhan yang dirasakan. Misal bisa minum obat penurun panas atau antimual.
Namun, apabila seiring berjalannya waktu efek samping yang dialami justru dirasakan semakin berat, maka disarankan masyarakat untuk segera menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. “Efek samping vaksinasi Covid-19 hanya bersifat ringan. Selain itu, efek samping vaksinasi Covid-19 lebih kecil dibandingkan manfaat yang diperoleh tubuh,” jelasnya.
Indonesia saat ini telah memiliki beberapa jenis vaksin Covid-19 yang digunakan diantaranya, Sinovac, Coronavac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer. Berdasarkan uji klinis fase 3 di Bandung, Jawa Barat, efikasi vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen. Dan efek samping yang ditimbulkan yakni rasa kantuk, lapar dan juga pegal di bagian tangan bekas suntik.
Serupa dengan Sinovac, vaksin Sinopharm juga dibuat di China dari virus yang telah dimatikan. Tingkat efikasi yang dimiliki mencapai 79,34 persen. Sedangkan efek samping yang bisa timbul yakni rasa sakit dan kemerahan, sakit kepala, nyeri otot, diare dan batuk.
AstraZeneca diciptakan berdasarkan metode rekayasa genetika untuk memicu respons imun. Vaksin dari Inggris ini memiliki efikasi mencapai 63,09 persen. Efek sampingnya yakni nyeri atau gatal di tangan bekas suntikan, demam, sakit kepala, mual serta nyeri otot dan sendi.
Vaksin Moderna diciptakan dengan platform mRNA di Amerika Serikat yang terbuat dari protein Covid-19. Moderna menjadi merek vaksin terbaru yang diciptakan dengan metode tersebut. Tingkat efikasinya disebut mencapai 94,1 persen untuk usia 18-65 tahun. Sementara, 86,4 persen bagi yang usianya di atas 65 tahun.
Efek samping yang muncul akibat vaksin jenis moderna yakni nyeri di tangan bekas suntikan, kelelahan, demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi. Pfizer adalah vaksin terakhir yang tiba di Indonesia. Serupa dengan Moderna, vaksin ini juga diproduksi di Amerika Serikat. Tingkat efikasinya disebut paling tinggi di antara vaksin merek lain, yakni sebesar 95,5 persen pada usia di atas 16 tahun.
Sementara itu, usia 12-15 tahun sebesar 100 persen. Efek samping yang muncul yakni rasa lelah, sakit kepala, nyeri di bekas suntikan, nyeri sendi dan otot, mual dan muntah serta demam. “Intinya semua vaksin ada efek sampingnya, seperti anak-anak yang usai di imunisasi pasti akan demam, begitu juga dengan vaksin Covid-19 ini,” demikiannya.
(dia/raf/matakalteng.com)
Discussion about this post