SAMPIT – Informasi miring terkait kejadian pasca imunisasi (KIPI) Covid-19 ternyata menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di pelosok Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)
Seperti yang diungkapkan Camat Antang Kalang, Watmin mengatakan bahwa informasi yang tidak benar membuat warga ketakutan untuk divaksinasi Covid-19.
“Informasi tentang vaksin banyak beredar di masyarakat dulu yang mana setelah divaksin katanya ada yang meninggal,ada yang sakit parah itu membuat takut mereka,” ujarnya, Senin 12 Juli 2021.
Hal itu membuat pihaknya selalu satuan tugas penanganan Covid-19 di kecamatan setempat langsung turun untuk memberikan edukasi kepada warga desa pentingnya vaksinasi dan mengawal jalannya vaksinasi Covid-19 dosis pertama di desa yang ada di Kecamatan Antang Kalang. Agar warga setempat mau untuk divaksinasi Covid-19.
Tidak hanya itu, untuk memastikan bahwa vaksin Covid-19 aman bagi tubuh, pihaknya meminta agar pejabat desa seperti Kades, Rw dan RT untuk dilakukan vaksinasi pertama kali sebelum warga.
“Karena kita tin dari polsek kita memberi penyuluhan langsung turun langsung ke lapangan melaksanakan pengawalan vaksin tersebut. Yang awalnya banyak menolak sekarang alhamdulillah sudah mau divaksinasi Covid-19,”ungkapnya.
Watmin juga menyebut selain hoax atau informasi yang tidak benar yang diterima masyarakat, belum adanya jalan darat di sejumlah desa juga menjadi tantang. Dikatakannya ada 15 desa 4 diantaranya ekstran dan 11 masih bermukim di bantaran sungai. Sehingga untuk mengirim vaksin ke desa itu memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu tempuh cukup lama dengan medan yang sangat sulit.
“Selanjutnya adalah belum ada jalan darat jadi dari ibu kota ke desa paling ujung Tumbang Gagu itu sekitar 4 jam melewati 3 riam yang luar biasa, dan untuk pengawalan vaksin pelaksanaan dibiayai oleh dari kecamatan kebetulan ada, itu sekitar Rp 3,5 sampai Rp 4 juta melalui jalur air,” sebutnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post