SAMPIT – Literasi cakap digital yang saat ini tengah digalakkan pemerintah Indonesia di seluruh daerah, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) juga aktif diikuti oleh masyarakat setempat.
Terlebih lagi pada hari ini, 9 Juli 2021 terdapat dua narasumber berasal dari Kotim yakni Darma Setiawan selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Sampit dan juga Multazam selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kotim.
Darma Setiawan mengatakan, melalui literasi digital dapat membuat anak sukses dalam belajar online dengan menggunakan kemampuan literasi digital.
“Namun tentunya di tengah kemajuan teknologi saat ini ada juga dampak negatifnya, bahkan permasalahan ini sudah ditemukan sejak tahun 90 an. Dimana siswa terlalu asik dengan komputer sehingga mengabaikan jam istirahat dan makan siang,” ujarnya, Jumat 9 Juli 2021.
Lanjutnya, siswa juga cenderung jadi pribadi yang anti sosial bahkan siswa terbiasa mengucapkan kata-kata kasar dan berperilaku kasar.
“Waktu dulu sekolah menyiasatinya dengan cara melarang. Siswa berada di dalam kelas ketika jam istirahat, karena saat itu komputer tidak bisa dibawa kemana-mana. Sedangkan sekarang internet sudah bisa dibawa kemana-mana melalui handphone,” ucapnya.
Untuk itu menurutnya, perlu adanya antisipasi dari orangtua maupun sekolah dalam menerapkan literasi digital. Salah satu contohnya dengan membatasi penggunaan gadget atau mengawasi apa yang mereka lihat atau tonton melalui handphone.
“Karena terkadang anak tidak bermaksud bicara kasar, namun karena terbiasa bermain game dan anak berkata kasar tetapi tidak ada respon dari gadget itu karena benda mati sehingga membuat anak kurang peka dan paham bahwa kata-kata itu tidak baik digunakan,” tegasnya.
Ditambahkan oleh Multazam, gerakan nasional literasi digital 2021 ini bisa sangat bermanfaat dan berguna untuk dunia bisnis asalkan positif, aman dan kreatif di internet.
“Kreatif yaitu kemampuan dalam menghasilkan karya atau sesuatu yang unik berbeda dan asli. Asli ini yang sangat penting, karena contohnya di Sampit saja muncul satu coffe shop langsung bermunculan juga coffe shop lainnya. Harusnya mencari ide lain yang tidak mudah orang tiru,” kata Multazam.
Lanjutnya, internet digunakan sebagai media namun masyarakat juga harus cerdas memanfaatkan internet secara baik dalam arti tepat guna, aman sesuai etika, budaya dan norma yang berlaku.
“Kita juga harus kreatif untuk menciptakan karya baru yang berpotensi memberikan manfaat dan nilai tambah, serta produktif untuk memberikan manfaat maksimal dari penggunaan teknologi dan internet untuk diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Menurut Multazam beberapa sumber inspirasi untuk memunculkan ide kreatif dan inovatif yakni, membaca buku (literasi), meditasi, peka pada situasi lingkungan, riset segala kemungkinan, berkumpul dengan orang yang berminat sama serta belajar menjadi seorang kreator.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post