SAMPIT – PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Sampit telah menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) dalam empat tahapan bagi warga yang terdampak pandemi Covid-19.
“Tahun ini kita sudah salurkan bantuan sosial tunai dalam empat tahapan. Kami berharap bantuan sosial tunai dapat menjadi pemicu untuk menggerakkan ekonomi daerah dan memperkuat daya beli masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah menjadi meningkat dan lebih baik,” kata Kepala Kantor Pos Cabang Sampit, Hamid Wahidin, Selasa 13 April 2021.
Dia mengungkapkan, BST tersebut diberikan selama empat bulan yaitu dari Januari hingga April tahun 2021. Sedangkan jumlah keluarga penerima manfaatnya (KPM) ada sebanyak 6598 untuk Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Kabupaten Seruyan.
“Untuk Kabupaten Kotim sekitar 50 persen dari sebagai lokasi. Artinya hampir sama untuk Kotim dan seruyan,” jelasnya. Lanjut Hamid, untuk jumlah yang ditentukan, besaran yang diterima oleh setiap kepala keluarga adalah Rp 300 ribu.
“Dengan bantuan ini semoga dapat meringankan beban keluarga yang terdampak pandemi Covid-19 sekaligus membantu perekonomian untuk bangkit dan bergerak,” tambahnya.
Diungkapkannya pada pembayaran BST ini pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan, tidak hanya mengenakan masker, dan mewajibkan mencuci tangan, pihaknya juga mengatur jadwal atau jam pembayaran untuk setiap desa atau kelurahan.
Seperti hari ini, jadwal pembayaran BST untuk Kelurahan Tanah Emas, Baamang Barat, Baamang Tengah, dan Tinduk. “Ini kami lakukan agar tidak terjadi penumpukan, mengingat kita masih dalam pandemi Covid-19. Kami juga meminta kepada KPM untuk datang sesuai dengan jam yang kami tentukan,”sampainya.
Sementara Hartinah salah satu KPM warga Kelurahan Baamang Tengah mengungkapkan bahwa untuk BST kali ini dibayarkan merangkap yaitu dari bulan Maret dan April, sehingga mereka menerima sebesar Rp 600 ribu.
Namun dirinya menyampaikan meskipun demikian dirinya merasa terbantu dengan adanya BTS yang diberikan untuk membantu kebutuhan hidupnya, apalagi dirinya yang saat ini tidak memiliki suami. “Biasanya saya ada tiap bulan ada aja hutang dengan tetangga untuk menambah kebutuhan hidup, sekarang sudah tidak lagi,” demikian
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post