SAMPIT – Petani padi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menolak rencana pemerintah yang akan melakukan impor beras dengan tujuan pengamanan ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19. “Kalau bisa janganlah impor beras,” kata Mashud salah seorang petani di Kelurahan Kota Besi Hulu, Kecamatan Kota Besi, Jumat 9 April 2021.
Menurutnya, jika pemerintah melakukan impor beras akan berdampak pada harga jual beras lokal, terutama di Kabupaten Kotim sendiri. Alasan tersebutlah yang membuat pihaknya menolak pemerintah melakukan kebijakan tersebut.
“Kalau pemerintah impor beras maka beras lokal akan turun harganya,” tambahnya. Dirinya menyebut bahwa standar harga beras lokal adalah Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu, sedangkan beras impor harganya sangat rendah yaitu hanya Rp 8 ribu saja.
“Beras dari luar murah yaitu Rp 8 ribu, jadi tidak laku beras petani kita,” terang Mashud. Dengan begitu, dirinya berharap pemerintah dapat mengelola dan menggalakkan petani padi lokal. Agar petani dapat memproduksi padi lebih banyak dan unggul.
Sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor, jika perlu Indonesia yang melakukan ekspor beras. “Berharap tidak ada impor, bagusnya kita yang ekspor makanya pemerintah menggalakan petani lokal supaya petani kita bisa sejahtera itu aja,” tutupnya.
(dev/matakalteng.co.id)
Discussion about this post