SAMPIT – Lagi-lagi persoalan kendaraan perusahaan yang melintas menuai keluhan masyarakat, yakni warga Desa Manjalin, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengeluh dengan adanya aktivitas lalu-lalang kendaraan perusahaan tambang batu bara yang terjadi sejak sebulan terahir ini.
Selain jalannya berdebu, Khairil yang merupakan mantan Kepala Desa Manjalin menilai hal ini juga mengacam keselamatan pengguna jalan lainnya karena angkutan besar itu tidak dipasang rambu-rambu apa pun.
“Sudah sebulan ini tambang batu bara melakukan aktifitas produksi,” sebutnya, Kamis 25 Maret 2021. Dijelaskannya, aktivitas anggkutan itu terjadi dari pagi hingga malam hari dan sangat padat sehingga pengguna jalan lainnya terganggu. Bahkan kecepatan kendaraan perusahaan itu pun diatas stadar.
“Jalan itu sudah dialihkan jadi jalan umum dan mereka juga melintasi jalan negara, mestinya tahu diri selain mengacam keselamatan juga berdebu,” tegasnya.
Terpisah, Camat Parenggean Siyono membenarkan adanya aktivitas di Desa Menjalin tersebut yaitu PT. Wahyu Multi Garuda Kencana (WMGK) tetapi kegiatan tersebut hanya reklamasi saja dan membersihkan sisa-sisa aktifitas yang dulu setelah beberapa tahun tidak beroperasi.
“Baru tahun 2021 ini mereka melakukan aktivitas, setelah lama tidak beroperasi lagi, dan aktivitas mereka hanya melakukan reklamasi atau menutup lobang yang dulu pernah digali, serta membersihkan sisa-sisa aktivitas yang lama,” bebernya.
Terkait jalan tersebut, Siyono mengatakan itu merupakan jalan perusahaan sendiri bahkan warga yang menumpang jalan perusahan dan masyarakat di sana juga terbantu kerena tidak jauh lagi untuk sampai ke desa tersebut.
“Kalau mereka lewat jalan negara sangat jauh memutar, dengan adanya jalan perusahaan tersebut mereka sangat terbantu sehingga dekat menuju desa tersebut dan pihak perusahaan hanya melintas jalan negara sekitar 12 Meter,” demikiannya.
(dia/matakalteng.co.id)
Discussion about this post