SAMPIT – Dengan resmi juru bicara Satuan Tugas Penangan Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Multazam mengumumkan meninggalnya Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yudha Herlambang
“Innalillahiwainnailaihirojiun, informasi Pak Dokter Yudha yang kemarin sempat dirawat di rumah sakit Polri di Jakarta telah wafat, waktu perkiraan meninggalnya pukul 18.00 WIB, dan ini masih kami coba klarifikasi dengan dokter yang menangani di rumah sakit Polri,” ujarnya.
Lanjutnya, tentunya sudah banyak tahu persis bagaimana historis dan perkembangan kondisi pasien memang sangat mengkhawatirkan, upaya yang dilakukan baik dilakukan oleh teman-teman sejawat beliau karena beliau adalah seorang dokter dan teman-teman lainnya serta keluarga sudah dilakulan.
“Ini lagi proses kami menunggu juga proses informasi dari rumah sakit Polri melalui host to host yang jadi antara Rumah Sakit dengan rumah sakit atau Rumah Sakit dengan Dinas Kesehatan atau Rumah Sakit dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan, karena terkait Bagaimana penanganan jenazah dan segala macamnya dilakukan di Jakarta dan mudah-mudahan dalam beberapa saat kedepan kita coba dapatkan informasi yang terbaik bagi masyarakat,” ungkapnya.
Yang jelas lanjutnya, ini adalah yang sangat luar biasa dihadapi di bulan November yang cukup berat, karena seperti yang disampaikan per tanggal 24 kemarin sudah 212 orang yang di rawat termasuk yang meninggal kurang lebih sekitar 12 orang dan hari ini juga bertambah lagi.
“Tentunya disiplin masyarakat kita kami tidak bisa mengawal bapak dan ibu sekalian masyarakat untuk bisa tidak terkena tetapi contohnya kewajiban masing-masing dan kesadaran masing-masing masyarakat bisa menjaga diri atas kedisiplinan protokol kesehatan,” ujarnya.
Dikatakannya, di kabupaten Kotim sudah menjadi perhatian dan termasuk dievaluasi tadi siang oleh pemerintah provinsi melalui Satgas provinsi untuk bisa diam di rumah dulu semuanya tidak perlu ke mana-mana kecuali sangat perlu sekali.
“Jadi kita seperti di bulan maret dan April kemarin kita seperti itu lagi, tentunya kita prihatin kondisi ini agar penyebaran Covid-19 tidak kemana-mana dan kita bisa putus mata rantai nya. Kemudian kami sampaikan juga bahwa perkembangan terkini Covid-19 di Kotim kalau kami monitor pergerakan data dan segala macam dan informasi lainnya yang beredar bahwa Covid-19 ini sekarang masih berada di klater keluarga,” ungkapnya.
Jadi bapak ibu anak kena atau, saudara segaris sepupu terimbas, dan hasil skrining yang terus dari monitor hari per hari itu posisinya 5 sampai 6% perhari yang di dapatkan rapid reaktif. Tentunya dengan semakin banyaknya pasien, kerja tim medis Satgas menjadi lebih berat.
“Semoga kami tim medis tim Satgas bisa tetap dalam kondisi Prima, dalam kondisi sehat untuk bisa sama-sama dengan masyarakat membantu semua pihak untuk bisa kita terbebas dari situasi ini. Semuanya kembali kepada kesadaran bersama,” demikiannya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post