SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) H Supian Hadi memberi tantangan dan menargetkan kepada Pihak Perusahaan Daerah Minum (PDAM) Tirta Mentaya Kotim untuk melakukan inovasi baru pada tahun 2021 kedepan, mengingat saat ini era modern yang hampir semua dilakukan dengan secara teknologi.
“Tahun 2021 sanggup tidak PDAM membuat inovasi baru uang berdampak pada kualitas pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya, Senin 9 November 2020.
Menurut H Supian Hadi inovasi yang berkaitan dengan pelayanan tersebut diantaranya pembayaran dilakukan menggunakan token, sama halnya pembayaran listrik pada saat ini dengan menggunakan sistem token.
Dirinya menilai dengan sistem pembayaran seperti yang dirinya minta, dapat mengurangi potensi kebocoran pendapatan serta menambah pendapatan bagi PDAM setempat.
“Kalau dengan sistem ini mungkin dapat mengurangi tunggakan pembayaran juga, seperti listrik kalau tokennya habis secara otomatis dia akan mati sendiri,” tuturnya saat meresmikan gedung baru PDAM Tirta Mentaya Kotim.
Tidak hanya itu,dirinya juga meminta kepada pihak PDAM agar membuat kran air yang langsung dapat diminum,namun tetap kualitas air harus diperhatikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pelayanan PDAM kepada masyarakat,seperti di tempat umum.
“Minimal di kantor sini dulu lah, biar masyarakat yang datang kesini kalau haus tidak perlu keluar pagar lagi untuk beli minum, karena sudah disediakan disini,” tambah Supian.
Bupati yang sebentar lagi masa jabatannya berakhir tersebut berpesan kepada Bupati selanjutnya untuk memperhatikan tantangan yang dia berikan kepada pihak PDAM. Jika mereka tidak dapat memenuhi target tersebut maka ancamannya pada pekerjaan mereka atau pemecatan.
“Ini serius bukan bercanda, kalau tidak tercapai dipecat ya,” jelasnya. Menurutnya sebuah pekerjaan harus memiliki target agar tujuan dapat tercapai sesuai yang direncanakan. Sehingga dirinya meminta mulai dari sekarang pihak PDAM harus bekerja cerdas dan keras untuk mencapai target tersebut.
“Mulai sekarang harus kerja cerdas dan keras,” kata Supian Hadi. Menanggapi hal tersebut, Direktur PDAM Tirta Mentaya, Firdaus Herman. R mengatakan tantangan yang diberikan oleh Bupati kepada pihaknya tersebut wajar, dapat dilakukan namun tidak secara langsung menyeluruh melainkan bertahap.
“Kalau untuk kota bisa dilakukan tapi kalau untuk menyuruh belum bisa,” terangnya. Alasannya adalah alat yang digunakan untuk sistem token yang mereka pesan belum selesai proses pembuatannya karena tertunda akibat adanya pandemi Covid-19.
“Sebenarnya selesai bulan Maret kemarin,tapi ada Covid-19 ini membuat pekerjaan kita tertunda,” jelas Firdaus. Selain itu, terkait target air yang siap minum banyak hal yang perlu disiapkan terutama pipa yang harus bersih. Jika dipaksakan menggunakan pipa yang ada saat ini dampaknya akan merugikan masyarakat juga PDAM sendiri.
“Jadi perlu dicoba secara perlahan tidak dapat langsung dilakukan di seluruh Kotim,ya mungkin di Kantor ini atau di Pemda,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post