SAMPIT – Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bagian Selatan sudah dikenal sebagai penghasil padi, hasil panen pun tidak jarang di kirim hingga keluar daerah.
Panen perdana bibit baru telah dilakukan di salah satu desa yang ada di daerah Selatan yaitu Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit. Untuk itu Rudianur selaku Wakil Ketua DPRD Kotim mengatakan, hasil panen perdana tersebut sangat memuaskan.
“Hasil panennya sangat melimpah, meski tidak sesuai dengan target namun jumlahnya tetap bisa dikatakan banyak per hektarenya,” ujarnya, Senin 12 Oktober 2020.
Terpisah Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur Marjuki mengatakan, ada salah satu bibit unggul yang di inisiasi oleh yayasan kemandirian pengembangan nasional, yaitu bibit unggul tri sakti.
“Bibit unggul tri sakti ini menggunakan pupuk cair, artinya pupuk yang tidak ada bahan kimianya. Ini merupakan uji coba pertama, ternyata hasilnya 7,2 ton per hektare. Kemarin karena kendala banjir dan lain sebagainya, sehingga hasilnya 6 ton per hektare,” ungkapnya.
Lanjutnya, ini akan terus dikembangkan di lahan pertanian, khususnya di Kotim. Karena pupuk organik cair ini semua tanaman akan semakin subur.
“Secara umum di Teluk Sampit ini luas tanaman kita 11.616 hektare. Ini akan kita panen terus sambil berjalan, beras siam epang juga sudah bagus dipasaran dimana harganya bisa mencapai 11 ribu jika sudah dibersihkan,” sebutnya.
Siam epang ini menurutnya, sejak ditemukan sudah menjadi produk unggulan. Se iring berjalannya waktu memang hasilnya menurun, dan ini yang menjadi pr kedepannya agar meningkat hingga 7,2 ton per hektarenya seperti panen bibir baru ini yaitu tri sakti.
“Dari usulan petani saat ini yaitu perbaik drainase, perbaikan irigasi ini diperlukan karena kadang sudah dipupuk tiba-tiba banjir. Sehingga akan mengancam hasil panen,” tutupnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post