SAMPIT – Saat ini ditengah pandemi Covid-19 serta masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Tahun 2020. Kondisi ini membuat masyarakat sangat aktif dibanding biasanya menggunakan media sosial. Berbagai informasi pun sangat banyak disajikan disejumlah akun media sosial.
Sehingga menurut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Andri Rizky Agustian, masyarakat harus jeli atau teliti dalam menerima informasi. Jangan sampai niatan mencari informasi malah termakan isu hoaks.
“Ada beberapa cara untuk menangkal hoaks yang bisa diperhatikan oleh penerima informasi, untuk memastikan apakah ini hoaks atau tidak,” ujarnya, Minggu 11 Oktober 2020.
Lanjutnya, adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan dan diperhatikan oleh masyarakat saat menerima informasi dianataranta, masyarakat harus berhati-hati dengan judul provokatif.
“Kemudian harus mencermati alamat situs dari informasi itu berasal. Apakah sudah terverifikasi atau belum. Karena media di Indonesia ini ada banyak sekali sekitar 5.000, dan yang belum terverifikasi sebanyak 2.000. Artinya masih banyak media yang belum terverifikasi sehingga harus hati-hati,” sebutnya.
Kemudian lanjutnya, periksa juga fakta berita tersebut. Bisa ditanyakan dengan orang yang dirasa berwenang menjawabnya. Lalu jangan lupa untuk mengecek keaslian foto. Karena bisa jadi kejadian di daerah A namun foto yang dipasang di daerah B.
“Dan jika ada diskusi terkait anti hoaks, kita bisa mengikutinya agar sedikit banyak tahu cara membedakan yang hoaks dan bukan,” ujarnya. Andri juga mengatakan semua pihak harus mendorong aparatur untuk menindak segala bentuk hoaks sesuai hukum dan perundangan yang berlaku.
Serta cepat memberikan pemahaman kepada masyarakar untuk menangkal hoaks yang beredar melalui pemberitaan. “Instansi terkait juga bisa membina admin media sosial secara rutin dan berkala,” tutupnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post