SAMPIT – Hasil pantauan Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit, bahwa wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur lebih rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dibandingkan wilayah lainnya.
“Untuk wilayah yang rawan karhutla dari kejadian tahun sebelumnya yaitu wilayah selatan seperti Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan dan Seranau,” terang Kepala BMKG Kotim Nur Setiawan, Rabu 5 Agustus 2020.
Hal ini lantaran wilayah tersebut karakteristiknya lahan gambut, sehingga jika tidak terjadi hujan dalam beberapa waktu tingkat kekeringannya akan lebih cepat.
Nur Setiawan menambahkan, meskipun saat ini Kotim sering terjadi hujan, namun sebenarnya telah memasuki musim kemarau yang terjadi mulai dari pertengahan bulan Juli lalu dan diperkirakan hingga bulan Oktober nanti.
“Namun kondisi atmosfer dari indeks enso (elnino atau lanina), tahun ini wilayah indonesia umumnya dalam kategori lanina lemah, jadi meskipun kemarau masih berpotensi terjadi hujan,” katanya.
Jika dilihat dari indeks ensonya, kemarau yang terjadi pada tahun ini tak separah tahun 2019. Karena tahun ini masih terjadi hujan meskipun telah memasuki musim kemarau.
“Bisa dikatakan kemarau basah, karena curah hujannya diatas rata-rata normal,” tambahnya.
Namun meskipun demikian, dirinya tetap menghimbau kepada masyarakat yang ingin membuka lahan tidak dengan cara dibakar untuk menghindari terjadinya Karhutla.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post