SAMPIT – Beberapa bulan ini Covid-19 mewabah hampir diseluruh penjuru Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng). Akibatnya, hampir seluruh aktivitas masyarakat dialihkan ke rumah, seperti proses belajar mengajar (dunia pendidikan).
Di dunia pendidikan itu sendiri, yang sangat terdampak adalah para guru di sekolah swasta. Seperti diketahui, sekolah swasta dikelola oleh yayasan yang sumber pendapatannya sebagian dari kontribusi para orangtua siswa. Hasilnya digunakan untuk operasional sekolah, termasuk membayar gaji guru.
Sejak pandemi ini, sejumlah sekolah swasta mengeluh karena kontribusi dari iuran siswa menurun. Kondisi keuangan itu berdampak terhadap kemampuan sekolah swasta membayar gaji guru mereka. Menyikapi hal ini, anggota Komisi III DPRD Kotim, Riskon Fabiansyah angkat bicara agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dapat membantu kesejahteraan para guru sekolah swasta.
“Ada sebagian orangtua siswa tidak membayar iuran sekolah karena beranggapan tidak ada aktivitas, ada pula yang memang karena alasan perekonomian. Kami berharap pemerintah dapat memperhatikan kesejahteraan guru di sekolah swasta, mereka juga berjasa terhadap dunia pendidikan di daerah ini. Pandemi seperti ini belajar mengajar tetap berjalan, namun prosesnya dipindahkan ke rumah,” kata Riskon Fabiansyah, Rabu 22 Juli 2020.
Pria yang akrab disapa Eko ini juga mengatakan mendukung penuh apabila pemerintah setempat siap memperjuangkan anggaran untuk kesejahteraan para pahlawan di dunia pendidikan itu.
“DPRD pasti mendukung untuk memperjuangkan anggarannya. Tapi pihak eksekutif yang lebih tahu dimana celahnya agar semua ini bisa dilaksanakan dengan baik dan tepat. Guru-guru di sekolah swasta perlu perhatian,” tutur Politisi dari partai Golkar ini.
(shb/matakalteng.com)
Discussion about this post