SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berupaya meningkatkan pengembangan sektor pariwisata untuk mendukung tekad menjadikan Sampit sebagai kota tujuan wisata di masa mendatang. Untuk mewujudkan itu perlu dilakukan berbagai macam inovasi.
Pariwisata ini memerlukan banyak inovasi, contohnya inovasi kita mengemas wisata budaya Tiwah, Mandi Syafar dan memamerkan objek wisata alam dan buatan yang sudah dimiliki, kata Bupati Kotim Supian Hadi, Sabtu 26 Oktober 2019.
Sejumlah aset budaya yang diwariskan nenek moyang yang dimiliki Kabupaten Kotim saat ini belum sepenuhnya dijual keluar kabupaten sehingga belum terlalu banyak wisatawan yang tahu.
Supian mencontohkan seperti di Jogjakarta, dan Bali. Dua daerah yang merupakan daerah tujuan wisata yang sudah dikenal dunia itu terus memperkuat promosi wisata budaya.
Tapi untuk menjadi terkenal seperti itu tentunya harus ada dukungan penuh dari semua pihak terutama pelaku pariwisata dan masyarakat Kotim. Butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk mewujudkan itu, tapi ini akan menjadi asset masa depan bagi daerah yang bisa mendatangkan PAD.
(fi/matakalteng.com)
SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berupaya meningkatkan pengembangan sektor pariwisata untuk mendukung tekad menjadikan Sampit sebagai kota tujuan wisata di masa mendatang. Untuk mewujudkan itu perlu dilakukan berbagai macam inovasi.
Pariwisata ini memerlukan banyak inovasi, contohnya inovasi kita mengemas wisata budaya Tiwah, Mandi Syafar dan memamerkan objek wisata alam dan buatan yang sudah dimiliki, kata Bupati Kotim Supian Hadi, Sabtu 26 Oktober 2019.
Sejumlah aset budaya yang diwariskan nenek moyang yang dimiliki Kabupaten Kotim saat ini belum sepenuhnya dijual keluar kabupaten sehingga belum terlalu banyak wisatawan yang tahu.
Supian mencontohkan seperti di Jogjakarta, dan Bali. Dua daerah yang merupakan daerah tujuan wisata yang sudah dikenal dunia itu terus memperkuat promosi wisata budaya.
Tapi untuk menjadi terkenal seperti itu tentunya harus ada dukungan penuh dari semua pihak terutama pelaku pariwisata dan masyarakat Kotim. Butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk mewujudkan itu, tapi ini akan menjadi asset masa depan bagi daerah yang bisa mendatangkan PAD.
(fi/matakalteng.com)
Discussion about this post