KASONGAN – Kabupaten Katingan masih dalam keadaan berduka hingga saat ini. Pasalnya, Kabupaten berjuluk “Bumi Penyang Hinjei Simpei” dilanda musibah banjir pada gelombang pertama yakni 19 Agustus 2021.
Akibat intensitas hujan yang tinggi, banjir kembali mengepung Kabupaten Katingan, sejak 4 September 2021 pada banjir gelombang kedua, dari wilayah Hulu hingga Hilir Katingan terutama jantung ibu Kota Kasongan terkena dampak banjir yang sangat parah dalam sejarah.
Sehingga bencana alam musibah banjir ini mengundang keprihatinan dari berbagai kalangan terutama relawan dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk membantu atau penyelamatan masyarakat terjebak banjir maupun melakukan pendistribusian makanan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat bersama pemerintah daerah melalui BPBD Katingan.
Relawan dari Provinsi Kalimantan Selatan dari Tim Rescue PT. Putra Perkasa Abadi (PPA). Kemudian, dari Tim Rescue Barabai Hulu Sungai Selatan, relawan Borneo Indonesia. Jumlah mereka hampir sebanyak 60 orang.
Bupati Katingan Sakariyas, mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua relawan. Terutama kepada Gubernur Kalimantan Selatan dan beberapa Bupati nya yang sudah mengirimkan relawan ke Katingan untuk membantu pemerintah daerah dalam penanganan musibah banjir yang terjadi.
“Kami hanya bisa ucapkan terimakasih dan kebaikan ini belum kami bisa membalasnya. Hanya dengan doa, mudahan apa yang sudah dibantu ini mendapat berkah dari tuhan yang maka kuasa. Bagi saudara-saudara kita di Katingan, saya minta tolong relawan kita yang datang jauh-jauh ke Katingan ini agar dilayani dengan baik,” jelas Bupati Sakariyas, kepada wartawan ini, Jumat 10 September 2021, usai memimpin upacara pelepasan tim relawan dari BPBD Provinsi Kalimantan Selatan, di halaman kantor BPKAD Katingan.
Mantan Pimpinan Bank Kalteng Cabang Kasongan ini, menjelaskan untuk sekarang bagian wilayah hilir katingan seperti di Kecamatan Tasik Payawan dan Kamipang saat ini wilayah yang terparah setelah ibu Kota Kasongan mengalami penurunan debit air sekira 50 cm. Diwilayah ini semua dilanda musibah banjir, bahkan untuk tempat pengungsian maupun dapur umum tidak. Pasalnya, kawasan ini tidak ada tempat dataran tinggi untuk mengungsi.
“Total yang terdampak banjir di Katingan sampai saat ini ada sekira 17 Kepala Keluarga (KK ) dari data Dinas Sosial Katingan. Kerugian material belum bisa kita hitung. Yang pasti kerugian material itu sangatlah besar. karena kita tau dari seluruh kecamatan semua terdampak banjir,” pungkasnya.
Ditempat yang sama. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Katingan, Roby, mengatakan musibah banjir ini adalah gelombang kedua sejak banjir tanggal 2 september 2021 kemarin dan puncaknya mulai tanggal 5 kemarin. Sehingga kurang lebih 5 hari khususnya aktifitas di kota kasongan lumpuh total.
“Kita juga mendapat perhatian dukungan secara hsusus dari banyak relawan khusus Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk relawan BPBD Kalsel yang tadi sudah kita lepas kembali lagi, karena mereka sudah berada di katingan sampai empat hari justru saat mereka membantu pada saat air sedang tinggi-tingginya. Kita masih ada relawan dari Kalsel seperti Tim Rescue PT. Putra Perkasa Abadi (PPA) dan yang lainnya,” jelas Roby.
Relawan ini tentunya bergabung dalam langkah-langkah kedaruratan, evakuasi dan penyelamatan serta pendistribusian bahan dasar makanan kepada masyarakat yang umum tidak bisa melakukan aktifitas masak-memasak di rumahnya dan hanya bisa menyelamatkan diri pada tempat-tempat atau bagian yang dibuat tinggi di rumahnya atau mengungsi di posko yang disediakan.
“Kepada relawan ini, diharapkan saat bertugas tetap waspada dan selalu menjaga kesehatannya. Relawan ini tidak sembarangan, karena memang orang teknis di lapangan dan mereka sangat paham terkait kedaruratan dalam penanganan bencana. Atas bantuan mereka ini kita sangat terbantu. informasinya ada relawan lagi dari Martapura dan Kota Banjarmasin dalam perjalanan untuk membantu kita di Katingan,” ungkap Mantan Kepala BPKAD Katingan.
Lanjutnya menambahkan, terkait situasi debit air di Kota Kasongan sudah mengalami penurunan kurang lebih 50 cm. Untuk aktifitas masyarakat juga mulai berlangsung normal. Tetapi untuk Jalan Trans Kalimantan Tengah antara Kasongan ke Kereng Pangi untuk kendaraan kecil masih belum bisa lewat.
“Hanya untuk kendaraan tinggi dan berbobot besar saja bisa lewat, disarankan untuk kendaraan motor dan mobil kecil masih belum bisa lewat. Karena di jalur ini debit airnya masih sangat deras,” pungkasnya.
(anr/matakalteng.com)
Discussion about this post