PALANGKA RAYA – Berdasarkan data hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah yang dipaparkan oleh Statistisi Ahli Madya Akhmad Tantowi bahwa pertumbuhan ekonomi global 2023 diprediksi terus mengalami tren penurunan. Inflasi Kalteng pada Januari 2023 secara gabungan antara Kota Palangka Raya dan Sampit sebesar 0,13%, secara y – on – y turun dari 5,98% menjadi 5,81%.
Di Palangka Raya sebesar 0,13% dan di Sampit 0,11%, bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tahun 2022 memang cukup tinggi mencapai 0,62% dan sekarang tinggal 0,13% walaupun masih tinggi bila dibandingkan tahun 2021.
Dalam paparannya Akhmad Tantowi mengatakan di bulan Januari 2023 ada beberapa kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap inflasi baik secara nasional maupun inflasi di Kalteng, yaitu kenaikan tarif cukai rokok sebesar 10% yang terjadi sejak November 2022, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga, serta komoditas-komoditas yang memberi andil terhadap inflasi maupun deflasi di Kalteng seperti beras, daging babi, daging ayam ras.
“Walapun inflasi di Palangka Raya cukup rendah yaitu 0,13%, tapi kelompok makanan, minuman dan tembakau masih cukup tinggi sebesar 0,74% dan bahan makanan 0,33% berada di atas trasportasi umum yang turun 0,78%. Hal ini terjadi karena adanya kebijakan penurunan harga BBM di kelompok transportasi termasuk bensin, solar sehingga terjadi penurunan yang cukup besar,” ucap Tantowi, Minggu 5 Februari 2023.
Lebih lanjut Tantowi mengatakan, “Berbeda dengan di Sampit tingkat inflasi masih tinggi yaitu pada kelompok makanan, minuman sebesar 0,48% dan bahan makanan 0,38%, sedangkankan di kelompok energi turun 1,22%” kata dia.
Banyak fenomena terjadi kenaikan harga untuk beras, cabai rawit di beberapa tempat di seluruh Indonesia, memang menjadi perhatian kita semua. Dengan inflasi di Januari 0,13% maka Kalteng berada diposisi 16 besar turun dari sepuluh.
Pada kesempatan yang sama Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Magfur menyebut, bulan Januari dimulai dengan kondisi yang sangat bagus, harapannya kondisi ini bisa dipertahankan dan juga bisa ditingkatkan efektivitas dari operasi pasar atau pengendalian inflasi yang selama ini dilakukan.
“Bersama-sama bersinergi harapannya tahun ini kita mulai masuk pada yang sifatnya substantive dan sifatnya benar-benar bisa mempengaruhi pasar pada level yang wajar,” sebutnya.
Magfur lebih fokus kepada beras sebagai salah satu penyumbang kenaikan inflasi di Kalteng. Karena memang ketahanan pangan baik level regional, nasional maupun internasional saat ini menjadi fokus sebagian besar negara dimana “food security” menjadi isu utama di hampir seluruh negara untuk tahun ini.
“Ini yang harus kita ambil kesempatan, bagaimana Kalimantan Tengah dengan modal wilayah yang cukup luas tentunya kita bisa ambil bagian dalam rangka menjaga ketahanan pangan baik level provinsi, regional Kalimantan maupun nasional,” ucapnya.
Sementara itu Asisten Bidang Ekobang Leonard S. Ampung dalam keterangannya mengatakan, inflasi di Kalteng sudah membaik dan sudah dilakukan langkah-langkah pengendalian sesuai arahan dari pemerintah pusat seperti pasar murah, basar, operasi pasar, subsidi dilakukan secara masif.
“Kita akan pantau terus termasuk untuk beras yang akan kita antisipasi terus dan akan kita kejar di panen raya pada bulan Maret, dan upaya-upaya sudah dilakukan sesuai arahan gubernur beberapa waktu,” ucapnya.
Dia mengingatkan, deflasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan, jangan sampai lengah sehingga beberapa komoditas seperti daging ayam ras dan juga ikan gabus, ikan patin, ikan kapar jadi penyumbang deflasi. “Dan kalau memungkinkan kerjasama antar daerah dengan beberapa provinsi bisa dilakukan” tutup Leo.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post