PALANGKA RAYA – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Nuryakin mengatakan bahwa inflasi di provinsi itu, khususnya di Kota Sampit dan Kota Palangka Raya sudah mengalami penurunan. Hal itu sejalan dengan berbagai intervensi yang telah dilakukan.
“Sebentar lagi kita akan menyambut momentum Natal dan tahun baru (nataru), kita sudah lihat penyebab inflasi di Kalimantan Tengah khususnya Kota Sampit dan Kota Palangka Raya, meskipun ada sedikit penurunan tetapi kita harus mawas diri, di bulan Desember ini harus kita maksimalkan lagi,” ucap Nuryakin saat memimpin Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, Jumat 2 Desember 2022 di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur.
Lebih lanjut disampaikan, inflasi Kalteng pada November lalu didorong peningkatan harga angkutan udara akibat kenaikan harga avtur dan peningkatan mobilitas masyarakat. Selain itu, harga beras masih menjadi penyumbang inflasi tinggi karena hama tungro dan banjir di beberapa titik produksi.
Hal ini lanjut Nuryakin harus menjadi perhatian bersama. Kerja sama semua pihak juga harus terus didorong. “Kita tetap memaksimalkan apa yang sudah kita lakukan,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Pramudya Wicaksana menyampaikan, pada bulan November 2022 ini Provinsi Kalteng mengalami inflasi 0,16 persen (mtm).
“Di tahun 2023 nanti akan adanya isu kenaikan tarif cukai rokok, sehingga diperkirakan tekanan inflasi pada Desember 2022 akan kembali meningkat. Selain itu juga adanya risiko lain seperti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar, curah hujan tinggi, peningkatan permintaan masyarakat menjelang nataru, juga bisa menyebabkan tekanan inflasi meningkat,” jelasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post