PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran dalam waktu dekat akan menyurati pemerintah pusat terkait evaluasi terhadap izin lingkungan di provinsi yang berjuluk Bumi Tambun Bungai itu.
Pasalnya sepekan ini banjir merendam sejumlah wilayah di Kalteng. Disinyalir kondisi ini sebagai dampak buruk dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini di perparah dengan adanya fenomena la nina yang menyebabkan intensitas curah hujan sangat tinggi.
“Saat ini Kalteng sedang menghadapi fenomena la nina, dimana curah hujan memiliki intensitas yang tinggi. Banjir disebabkan sungai sudah tidak mampu lagi menampung debit air yang terus bertambah,” ujar Sugianto, Kamis 18 November 2021.
Sugianto juga menambahkan, fenomena cuaca di Kalteng empat atau lima tahun sekali akan mengalami el nino, hanya saja dalam dua tahun terakhir ini Kalteng selalu menghadapi fenomena la nina.
“Untuk itu saya selaku gubernur dalam waktu dekat ini mengirim surat ke Pemerintah Pusat supaya perizinan perkebunan, HTI dan HPH baik yang sedang berjalan atau tidak berjalan dapat ditinjau kembali,” ucapnya.
Diungkapkannya, hal yang juga harus ditindaklanjuti dan menjadi keseriusan pencegahan bencana ini termasuk izin-izin yang tidak jalan. Misal di daerah Kapuas Hulu termasuk Gunung Mas Hulu hingga wilayah daerah aliran sungai (DAS) Barito banyak HTI bahkan ada perusahaan mengantongi seribu hektare.
“Termasuk yang ilegal, masyarakat harus sadar terhadap lingkungan,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui bahwa karena curah hujan yang tinggi mengakibatkan debit air meningkat dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kabupaten dan Kota se-Kalteng.
Berdasarkan data BPBPK, Kabupaten yang terdampak banjir diantaranya Kabupaten Katingan, sebanyak 12 kecamatan terendam banjir dengan jumlah warga terdampak 34.335 jiwa. Selanjutnya Kabupaten Kotawaringin Timur yang meliputi 8 kecamatan dengan jumlah warga terdampak 11.272 jiwa, Kabupaten Barito Selatan yang meliputi 3 kecamatan, Kabupaten Kapuas yang meliputi 6 kecamatan dengan jumlah warga terdampak 8.082 jiwa, Kabupaten Pulang Pisau yang meliputi 3 kecamatan dengan jumlah warga terdampak 3.200 jiwa dan Kota Palangka Raya yang meliputi 4 kecamatan dengan jumlah warga terdampak 10.619 jiwa, sehingga total warga terdampak berjumlah 67.508 jiwa.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post