PALANGKA RAYA – Rumah Betang di Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila Kalimantan Tengah merupakan Representasi dari Bhineka Tunggal Ika yang didalamnya di huni berbagai macam dihuni bermacam-macam suku, dan agama. Masyarakatnya begitu toleran terhadap satu sama lain.
Apalagi di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada tahun 2001 pernah terjadi tragedi yang sangat tidak enak sehingga kedepan sikap saling toleransi itu dapat dijaga di Bumi Habaring Hurung.
“Situasi yang seperti (saling bertoleransi) ini harus dipertahankan terus menerus. Ketua Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Fitriansyah mensyukuri situasi yang aman dan tentram di tengah pandemi Covid-19,” ungkap Fitriansyah dalam rilisnya kepada wartawan, Selasa 23 Februari 2021.
Pihaknya menginginkan semua pihak mengedepankan musyawarah jika ada masalah. Pihaknya juga mengharapkan agar semua masyarakat tidak mudah terpancing jika ada isu-isu yang bisa memecah belah kesatuan dan persatuan di Kalteng.
“Jangan mudah percaya jika ada isu negatif yang berbau agama, ras, dan antar golongan (SARA). Bisa jadi isu atau berita-berita itu tidak benar kejelasannya alias berita hoaks,”Tegasnya
Dukungan serupa disampaikan tokoh masyarakat Madura di Kabupaten Kotim Drs H Abdul Wahid MM. Pihaknya meminta ketentraman di Kalteng, Kabupaten Kotim khususnya selalu dijaga. Semua elemen masyarakat dari semua agama dan suku selalu bergandengan tangan. Jangan sampai ada oknum-oknum yang bisa merusak keragaman yang sudah ada.
“Kami mendukung Polri menegakan hukum bagi penyebar hoax dan ujaran kebencian, serta isu SARA yang bisa memecah belah persaudaraan yang sudah sangat sangat terjaga dengan baik selama ini,” pungkasnya.
(nat/matakalteng.co.id)
Discussion about this post