PALANGKA RAYA – Berdamai atau bosan dengan Coronavirus (Covid-19) itulah gambaran pilihan yang membuat “galau” masyarakat indonesia khususnya Provinsi Kalimantan Tengah.
Pasalnya angka pasien positif dan kematian terus bertambah, meski diimbangi dengan angka kesembuhan yang meningkat dalam sebulan terakhir. Hal ini diperparah dengan tingginya kebutuhan pokok keseharian yang harus dipenuhi.
Bahkan, ketakutan terhadap virus corona ini berdampak pada pisikologis masyarakat. Seperti yang disampaikan dr Endang Mariani, M.Psi koordinator posikologis bidang medis, Tim koordinator relawan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Pusat.
Ia menyampaikan bahwa berdasarkan hasil survei persatuan dokter spesialis kedokteran jiwa indonesia dari 1.552 responden, sebanyak 63,4 persen memiliki masalah psikologis cemas atau depresi sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Terdapat tiga masalah psikologis yakni cemas, depresi trauma psikologis,” katanya baru-baru ini saat menggelar webinar. Adapun gejala utama cemas dr Endang menjelaskan yaitu merasa sesuatu yang buruk akan terjadi, khawatir yang berlebihan, mudah marah atau jengkel dan sulit untuk rileks.
Kemudian gejala depresi paling utama adalah gangguan tidur, kurang percaya diri, lelah tak bertenaga dan kehilangan minat. Sedangkan trauma psikologis 46 persen gejala berat, 33 persen gejala sedang, 2 persen gejala ringan dan 19 persen tidak ada gejala.
“Akibatnya menyebabkan masalah seperti terlalu lama diam dirumah menimbulkan konflik keluarga karena permasalahan ekonomi selama pandemi Covid-19 dan PSBB,” ujarnya menjelaskan.
Tidak hanya itu, dampak negatif dari virus tersebutpun membuat keluarga dari orang yang terpapar Covid-19 diasingkan dari lingkungan tempat tinggalnya, sehingga menambah khawatiran berlebihan.
Seperti yang disampaikan salah satu warga Kota Palangka Raya, Kecamatan Jekan Raya berinisial MY semenjak salah satu anggota keluarganya dinyatakan positif Covid-19.
“Semenjak itu orang melihat kami seperti pencuri saja. Apalagi saat ini tidak bisa bekerja seperti biasanya. Bahkan saat petugas datang mendata, kami tidak langsung diperiksa padahal kontak erat,” ucapnya Senin 13 Juli 2020.
Oleh karena itu ia berharap agar tim gugus tugas percepatan Covid-19 bisa dengan segera melakukan rapid test maupun swab sehingga tidak berlarut-larut atau bergerak cepat dalam memutus rantai penyebaran virus Corona.
“Sebab kalau berdamai bukanlah solusi yang tepat kalau kami yang kontak erat didiamkan begini tidak dilakukan Rapid Test atau swab dengan segera, kalau nanti nanti kami terkonfirmasi positif maka tidak menutup kemungkinan akan ada yang bertambah,” tukasnya.
(rud/matakalteng.com)
Discussion about this post