PALANGKA RAYA – Pengunduran diri Habib Ismail Bin Yahya sebagai calon Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) periode 2021-2025, mendapat tanggapan beragam dari Pemerhati di Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila.
Habib Ismail yang kini Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Senin 25 Mei 2020 kepada wartawan, menyatakan mundur dalam pencalonan sebagai Wagub Kalteng lima tahun mendatang.
Seperti yang dikemukan peneliti dari Fakultas Sosial Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) Farid Zaky Yopiannor M.Si bahwa dinamika Politik selalu diikuti oleh simbol-simbol, seperti yang ada di Kalimantan Tengah.
Hal itu bisa dikatakan seperti suasana pandemi Covid-19 bahkan dalam suasana Idul Fitri. Tentu saja isu keretakan pasangan SOHIB ini dapat terkonfirmasi melalui momen demikian.
“Ada perbedaan visi, perbedaan prinsip tentang arah pembangunan Kalteng antara pasangan Sohib,” kata Farid. Menurutnya lagi, bahwa saat sekarang ini berada pada tahap pemunculan (surfacing) sebelum masuk arena tempur. Nah ini adalah tahap krusial. Karena ‘seleksi alam’ nya sangat ketat.
“Hanya mereka yang punya mental petarung dan modal elektoral yang mampu eksis melanjutkan kontestasi,” ucapnya. Momen ini pula tutur Farid, punya magnet yang kuat sebagai pembuka jalan ‘kelanjutan’ panggung kandidasi setelah beberapa bulan isu publik dikuasai oleh pandemi Covid-19. Terkait massa PKB perahu Habib menurut Farid, mulai mengatur rumus kalkulator politik nya.
“Harus kita cermati yang adalah kehadiran Demokrat dan Gerindra pada konfers Habib. Apalagi strategi para tokoh kedepan akan lebih menguras energi untuk memperkuat elektabilitas, karena pandemi Covid-19 sejatinya belum ada kepastian kapan akan berakhir,” jelasnya.
Momen ini katanya lagi, membuat spekulasi masyarakat kembali mengutak atik nama-nama yang beredar. Seperti DR.H. Riban Satia, DR. H.Ujang Iskandar, yang umumnya cukup intens untuk kembali ke permukaan.
“Bisa dilihat pada beberapa daerah Kalteng, baliho mereka bermakna simbolik dalam balutan nuansa selamat Idul Fitri. Tentunya ini juga yang membuati penasaran publik untuk mengutak-atik nama yang bakal mendampingi KH 1 kontestasi kedepan. Sebelum keputusan KPU Provinsi penetapan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur,” ungkapnya.
Sementara itu Heru Hidayat pemerhati sosial dan mantan aktivis HMI mengungkapkan dinamika perdinamika bisa saja terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebab, pasangan SOHIB juga banyak simpatisan dan kader partai.
Ditambah lagi, masih banyak calon lain yang ada di Kalteng yang juga terus bermunculan. “Artinya hal ini juga yang membuat penasaran publik, untuk mengutak-atik nama yang akan muncul menjadi calon gubernur, wakil gubernur, atau mendampingi KH 1 dalam kontestasi kedepan,” demikiannya.
(sut/matakalteng.com)
Discussion about this post