PALANGKA RAYA – Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) ke VII mengusung tema bidan garda terdepan mengawal kesehatan material Neotal melalui germas dan pelayanan berkualitas. Musda dilaksanakan di Aula Hotel Danum Palangka Raya. Sabtu 23 Nopember 2019.
Musda dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, dr. Suyuti Samsul, Sekjen PP IBI Dr. Ade Jubaedah, Direktur Kemenkes, Poltekes Palangka Raya, Direktur akademi kebidanan se Kalteng, Direktur Rumah Sakit se Kalteng dan Pengurus IBI se Kalteng yang berjumlah 105 orang.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Prinsi Kalteng dr. Suyuti Syamsul mengatakan, pemenuhan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin secara konstitusional dan juga menjadi tujuan tujuan Nasional.
“IBI adalah Organisasi profesi dan organisasi sosial kemasyarakatan Musda merupakan tempat wahana konsoslidasi serta pembinaan pengurus organisasi dan anggota dari tingkat daerah maupun cabang,” katanya
Sementara itu Sekjen IBI Pusat Dr. Ade Jubaedaha, M.Kes mengatakan IBI telah melaksanakan Kongres XVI pada tanggal 23 Okteber 2018 yang lalu. Pengurus Pusat IBI berharap rencana strategis IBI 2018-2020 tersebut dapat menjadi pedoman bagi pengurus IBI Daerah, Cabang dan pengurus Ranting sesuai dengan kondisi masing-masing dalam wujud rencana kerja.
“Selain itu sesuai hasil Kongres XVI tahun 2018 yang lalu menghasilkan beberapa rekomendasi yang tentunya dijadikan sebagaui bahan advokasi bagi pengurus daerah dan cabang kepada stakeholder terkait guna eksistensi bidan di berbagai tatanan pelayanan di tingkat primer, sekunder dan tersier baik pemerintah dan swasta,” ungkapnya.
Hasil Kongres XVI Tahun 2018 yang lalu, lanjut dr. Ade Jubaidah menyampaikan beberapa hasil rekomendasi yaitu kepada BPJS terkait penyesuasian tarif dan biaya operasional untuk tindakan pertolongan persalinan oleh Bidan. Pemberdayaan Bidan dirumah sakit, Komite keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.
“Kemudian penyiapan bidan menuju pasar bebas (Globalisasi) dan menjaga mutu penyelenggara pendidikan kebidanan,” pungkasnya.
(nat/matakalteng.com)
Discussion about this post