KUALA KURUN – 10 desa/kelurahan di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) menjadi lokus intervensi stunting pada balita akibat kekurangan gizi pada tahun 2020, yakni Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Tumbang Marikoi, Desa Hantapang, Tumbang Langgah, Linau, Bereng Jun, Tumbang Pasangon, Tumbang Baringei, Rungan Hiran, dan Teluk Nyatu.
Salah satu kegiatan aksi yang dilakukan oleh tim pelaksana untuk konvergensi pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Gumas, yakni dengan pembinaaan para Kader Pembangunan Manusia (KPM) di desa/kelurahan yang menjadi lokus stunting.
”Pembinaan KPM ini merupakan penanganan aksi kelima, yang diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas mereka dalam melaksanakan tugas di desa/kelurahan yang menjadi lokus stunting,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gumas Maria Efianti, melalui Sekretaris Evelnie, Minggu, 12 Juli 2020.
Dia menuturkan, KPM yang ada di desa/kelurahan akan bertugas memantau, membina, dan melaporkan setiap perkembangan penanganan dan pencegahan stunting. Disetiap desa terdapat kelompok kerja (pokja) penanganan stunting yang diketuai kepala desa (kades). Bagian dari pokja tersebut, ada KPM yang tugasnya sebagai penghubung ke kabupaten untuk membuat laporan.
”Dengan adanya KPM desa/kelurahan, data terkait stunting bisa lebih valid, lancar, dan membantu dalam penanganan intervensi, sehingga upaya untuk percepatan dalam menurunkan angka stunting bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Dia mengakui, pembinaan KPM merupakan langkah penting untuk memastikan pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting bisa dilakukan bersama-sama, antara organisasi perangkat daerah penanggung jawab layanan, dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat.
”Dengan demikian, diharapkan akan tercapai visi dari Bupati dan Wakil Bupati Jaya S Monong-Efrensia LP Umbing, yakni terwujud Kabupaten Gumas yang bermartabat, maju, berdaya saing, sejahtera, dan mandiri,” terangnya.
Dia menambahkan, dalam pembinaan KPM di Desa Teluk Nyatu, Kecamatan Kurun, yang menjadi salah satu desa terpilih dari 10 desa lokus stunting tahun 2020, dihadiri oleh kades, perangkat desa, Ketua TP-PKK desa, dan kader posyandu.
”Jumlah peserta sebanyak 20 orang, dengan narasumber fasilitator PMD dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), dan Sekretaris Dinkes,” tandasnya.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post