BUNTOK – Apabila pasien Covid-19 di Barsel terus meningkat, maka asrama Balai Latihan Kerja (BLK) Buntok bakal dijadikan alternatif sebagai rumah singgah. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Barsel Eddy Purwanto, Jumat 31 Juli 2020.
Sekda mengatakan, bahwa Pemerintah Daerah Barsel sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Tenaga Kerja (Dinakertrans) Barsel untuk bermohon meminjam asrama BLK Buntok itu.
Mantan Kepala Bappeda Barsel itu mengatakan, bahwa asrama BLK Buntok itu, setelah dilakukan pengecekan cukup layak untuk tempat rumah singgah bagi pasien Covid-19. “Hanya saja perlu ada beberapa fasilitas standar yang harus dipersiapkan untuk penanganan pasien terkonfirmasi positif Covid-19,”terangnya.
Walaupun BLK menjadi salah satu alternatif sebagai rumah singgah, kata Sekda, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jaraga Sasameh Buntok, tetap mempersiapkan ruangan tambahan untuk penanganan pasien positif Covid-19.
“Ruangan yang sebelumnya berkapasitas 10 orang, akan ditambah dengan ruangan baru yang bisa menampung hingga 30 orang dengan fasilitas ruangan standar penanganan pasien positif Covid-19 pada satu lantai,” tuturnya.
Disamping lantai bawah, kata dia, pihaknya juga sedang mempersiapkan pada lantai bagian atas untuk penanganan pasien yang tertular virus corona.
“Pastinya saat ini RSUD Jaraga Sasameh Buntok bukan lagi rumah sakit darurat penanganan Covid-19, namun rumah sakit satelit sebagai penunjang rumah sakit rujukan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya di Sampit dan Pangkalan Bun,” tegasnya.
Tracking Aktif Terus Dilakukan Gugus Tugas Barsel
Sementara untuk melacak penularan Covid-19 di Kabupaten Barsel, Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Barito Selatan terus melakukan tracking aktif. Demikian dikatakan juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Barito Selatan dr Djulita K. Palar.
Dikatakan, pada saat tracking aktif dilaksanakan, pihaknya langsung melakukan pengambilan sampel terhadap orang yang beresiko untuk dilakukan uji swab.
“Tracking aktif sudah kita lakukan satu minggu yakni pada tanggal 16 hingga 23 Juli 2020 lalu, guna mendiagnosa apakah orang yang beresiko tersebut positif tertular Covid-19 atau tidak,” ungkapnya.
Dari hasil uji swab yang dilaksanakan selama 1 minggu itu, kata Djulita K. Palar, telah diterima pihaknya dari RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya pada 25 Juli 2020 lalu. “Hasilnya pun membuat keterkejutan kita semua, yakni bertambahnya jumlah kasus positif tertular Covid-19 di Barito Selatan secara signifikan,” ungkapnya.
Masih kata Kepala Dinas Kesehatan Barsel itu, bahwa tracking aktif itu dilakukan untuk mencegah dan mempersempit agar penyebaran penyakit yang disebabkan virus Corona untuk tidak meluas.
Dengan ditemukannya banyak kasus, kata dia, hal itu merupakan upaya pihaknya yang sudah dan akan terus dilakukan secara terus menerus untuk memutuskan, dan mencegah agar penyebaran virus corona tidak terus meluas.
Saat ini, tambah Djulita K. Palar, jumlah kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Barito Selatan tercatat sebanyak 104 orang dengan rincian sebanyak 43 orang dinyatakan sembuh, dan 57 pasien masih dalam perawatan. “Sedangkan jumlah Suspect sebanyak 12 orang, probable 1 orang,” ujarnya mengakhiri.
(co/matakalteng.com)
Discussion about this post