SAMPIT – Dalam penerapan program sekolah penggerak, terdapat empat tahapan yang nantinya berimbas kepada sekolah, di mana pada tahap terakhir, salah satu poin nya yaitu tidak ada lagi peruntungan di sekolah.
“Pada tahap pertama untuk hasil belajar, kurang lebih tiga tingkat di bawah level yang diharapkan, sementara untuk lingkungan belajar yaitu peruntungan menjadi norma, dan dalam pembelajaran secara rutin masih mengalami gangguan,” sebut Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kotawaringin Timur (Kotim), Suyoso, Kamis 8 Desember 2022.
Kemudian pada tahap dua, untuk hasil belajar, satu sampai dua tingkat di bawah level yang diharapkan, untuk lingkungan belajar peruntungan masih terjadi namun bukan norma, sementara untuk pembelajaran masih belum memperhatikan kemampuan dan kebutuhan siswa.
“Pada tahap tiga, untuk hasil belajar sudah mencapai level yang diharapkan, untuk lingkungan belajar tidak ada lagi peruntungan, kemudian pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, dan sudah ada refleksi diri dan pengimbahasan yaitu berupa Perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri dengan Guru mulai melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran,” jelasnya.
Sementara untuk tahap terakhir yaitu tahap empat, hasil belajar sudah di atas level yang diharapkan, bahkan untuk lingkungan belajar tercipta lingkungan yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan.
“Pembelajaran juga sudah berpusat pada siswa, serta untuk refleksi diri dan pengimbasan yaitu perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, refleksi guru dan perbaikan pembelajaran terjadi, guru dan kepala sekolah melakukan pengimbasan,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post