SAMPIT – Guru yang mengajar di sekolah cinta bunda mulai dari Playgroup, Taman Kanak-kanak (TK) , Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dituntut lebih kreatif pada penerapan Kurikulum Merdeka.
“Karena Kurikulum Merdeka itu lebih banyak prakteknya. Jadi kami lebih banyak mengajak anak-anak praktek langsung,” kata Ketua Yayasan Cinta Bunda Sampit, Lili Marlina, Rabu 23 November 2022.
Ditambahkan, guru sebenarnya adalah kuncinya. Bila guru berhasil, maka kurikulum akan tersampaikan dengan baik kepada peserta didik. Sebaliknya, bila guru gagal, maka pencapaian kurikulum pun menjadi tidak maksimal.
Oleh sebab itu guru dituntut lebih kreatif dan aktif dalam mengolah proses belajar mengajar. Pemberian materi pelajaran tidak hanya sebatas di lingkungan sekolah tapi juga di luar juga. Hal tersebut mempersiapkan peserta didiknya untuk terjun ke masyarakat nantinya.
Namun ditegaskan Lili, proses belajar mengajar di sekolahnya telah merujuk ke kurikulum tersebut dan berjalan dengan baik. Guru maupun peserta didik tentunya dengan dukungan wali murid proses belajar yang lebih mengutamakan praktek itu diterima dengan senang hati.
Murid lebih mengetahui wawasan lebih luas, bisa mengembangkan diri dan tampil berani. “Selain guru, peserta didik juga diberi kesempatan untuk tampil dan berkreasi dengan kemampuan yang dimiliki pada kurikulum ini. Jadi semua mempunyai kesempatan untuk mengembangkan bakat pada diri mereka. Tidak ada lagi peserta didik yang takut seperti dulu. Karena disini peserta didik dilatih untuk berani menampilkan bakatnya,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post