SAMPIT – Kondisi alam yang semakin rusak bahkan mengakibatkan bencana terjadi dimana-mana, mengharuskan pemerintah untuk mencari solusi. Terutama di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang terus terjadi banjir hingga merendam pemukiman warga.
“Kondisi ini bisa saja semakin parah jika tidak ada formulasi untuk mencegah dan menanggulangi. Salah satu jalan yakni mengembalikan fungsi hutan di daerah hulu,” kata Ketua Fraksi PKB DPRD Kotim, M Abadi, Rabu 16 November 2022.
Areal hutan yang kritis ujarnya, harus dilakukan penghijauan dan penanaman kembali oleh pemerintah. Sementara untuk solusi lainnya ia mengakui sulit bisa dilakukan.
“Karena memang demografi khususnya di kawasan hulu yang sering banjir harus dikembalikan seperti sedia kala, salah satunya untuk kawasan hutan tadi. Hanya itu satu-satunya cara mencegah bencana terjadi,” tegasnya.
Diketahuinya, ideal kawasan hutan yang tersisa minimal 40 persen. Sedangkan 60 persennya digunakan untuk kawasan investasi kehutanan dan perkebunan, termasuk juga permukiman.
Berdasarkan peta 2529, kawasan hutan di Kotim sebenarnya hutan masih ada sebesar 70 persen. Namun dengan adanya pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit belakangan ini, maka sisanya sekarang tinggal 30 persen dari 1.554.456 hektare, dari total luas wilayah Kotim.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post