SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menginginkan wacana pembangunan Jembatan Mentaya yang merupakan penghubung antara Sampit dengan Kecamatan Seranau segera terealisasi.
Pembangunan tersebut terkendala dana yang begitu besar. APBD Kotim dinilai tidak cukup untuk merealisasikannya. Akan tetapi pemerintah tetap akan mewujudkan hal itu. Langkah yang dilakukan pemerintah adalah akan melakukan tahap pembangunan awal pada tahun 2021 mendatang dengan menggunakan APBD sebanyak Rp 50 miliar.
“Pembangunan jembatan Mentaya dengan panjang mencapai 1,5 kilometer ini akan memakan anggaran besar. Rencananya pembangunan awal akan menggunakan dana APBD sebanyak Rp 50 miliar. Semoga rencana ini disetujui oleh DPRD Kotim. Tidak bisa sepenuhnya dianggarkan menggunakan APBD, karena APBD kita masih minim, pembangunan jembatan dianggarkan sekitar Rp1,5 triliun,” kata Bupati Kotim, Supian Hadi, Selasa 7 Januari 2020.
Selain menjadi penghubung, jembatan itu juga diyakini mampu meningkatkan pembangunan dan perekonomian warga di Kecamatan Seranau, serta dapat menarik wisatawan. Dapat menjadi tempat santai bagi warga Sampit terutama pada sore hari sambil melihat pemandangan keindahan Sungai Mentaya yang menjadi kebanggaan warga Kotim.
Pembangunan Jembatan Mentaya Sampit itu merupakan upaya Pemerintah Kotawaringin Timur untuk membuka keterisolasian wilayah. Seperti diketahui, Kecamatan Seranau merupakan daerah kecamatan paling dekat dengan ibukota kabupaten, namun karena terhalang oleh Sungai Mentaya maka pembangunannya agak tertinggal dibandingkan dengan daerah lain.
Proyek itu dilakukan secara bertahap sehingga butuh waktu agak lama dan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Untuk percepatan pembangunan jembatan agar selesai dengan cepat, Pemerintah Kotim saat ini sedang berupaya meminta bantuan anggaran dari pemerintah Provinsi Kalteng dan pusat.
“Sudah kami ajukan ke pemerintah Provinsi Kalteng dan pusat agar bisa mendapat tambahan anggaran untuk proyek ini, doakan saja diterima agar segera terealisasi. Menggunakan APBD hanya langkah awal, jika tidak dimulai, kapan terealisasinya,” tutur Bupati Kotim.
(shb/matakalteng.com)
Discussion about this post