SAMPIT – Kisah sedih atas meninggalnya pria bertato bernama Purwanto (36) yang ditemukan tak bernyawa di dalam sebuah rumah toko (Ruko) pukul 08.00 WIB, Kamis 29 September 2022 pagi. Almarhum merupakan anak yatim dan berasal dari keluarga tidak mampu sehingga jenazahnya harus dimakamkan di Kalimantan karena keluarganya tidak mempunyai biaya.
Sebelum tewas, pria bertato ini seorang diri di sebuah toko di Jalan Usman Harun kawasan Pelabuhan Mentaya Sampit. Korban berasal dari Pulau Jawa tepatnya Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Barat. Dia meninggal saat menunggu uang transfer dari ibunya.
Kapolres Kotim AKBP Sarpani melalui Kapolsek Kawasan Pelabuhan Mentaya (KPM), IPTU Sriyono menjelaskan, jenazah tidak dimakamkan ke kampung halamannya, namun akan dimakamkan di Kalimantan, karena ayah korban juga sudah meninggal sehingga ibunya tidak mampu untuk membiayai.
“Tadi kami sudah melakukan komunikasi terhadap pihak keluarga korban, dari hasil koordinasi tersebut keluarga tidak mampu. Mereka meminta kami untuk memakannya di Kalimantan saja,” kata Sriyono, Kamis, 29 September 2022.
Data yang diimpun media ini, korban sebelumnya pernah bekerja di sebuah perusahaan sawit (belum diketahui perusahaannya) dan dia tidak mampu melanjutkan pekerjaannya sehingga dia kabur dan menginap di toko H Fran karena tidak ada keluarga dan kehabisan ongkos untuk pulang kampung ke Desa Bojong, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dalam sementara waktu sembari menunggu transfer uang dari pihak keluarga.
“Awalnya setelah terakhir bertemu pada malam hari, pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB, Asep membuka toko dan melihat korban sudah meninggal dunia, sehingga dirinya melaporkan ke Polsek Kawasan Pelabuhan Mentaya,” ungkapnya. Jenazah almarhum nantinya akan dimakamkan oleh pihak rumah sakit dan saat ini mayatnya sedang berada di ruang jenazah RSUD dr Murjani Sampit.
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post