PALANGKA RAYA – Berdasarkan data dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah terdapat 5 (lima) besar komoditas penyumbang inflasi bersumber dari Volatile Food (VF) dan Administered Price (AP) seperti tarif angkutan udara, bawang merah, beras dan ikan tongkol serta ikan nila.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, saat membuka Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kalteng tahun 2022, di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis 15 September 2022.
Ia juga menyebutkan kenaikan tarif PDAM dan rumah sakit di Sampit juga harus menjadi perhatian karena berdampak pada kenaikan laju inflasi Sampit dan tentunya Kalteng menjadi lebih tinggi. Andil tarif PDAM pada Oktober 2021 berdampak 42% terhadap inflasi Sampit dan 22% terhadap inflasi Kalteng, dan berangsur menurun hingga Juni 2022 masing-masing sebesar 23% dan 10%.
“Saya mengapresiasi upaya TPID dalam pengendalian inflasi, namun harus terus ditingkatkan diantaranya melalui Pelaksanaan Surat Instruksi Gubernur Kalimantan Tengah hal Penanganan Inflasi Kalteng tahun 2022 tanggal 3 September untuk Bupati/Wali Kota yang berisi langkah strategis dalam percepatan penanganan Inflasi di Kalimantan Tengah”, ungkap Gubernur.
Langkah strategis dalam percepatan penanganan Inflasi di Kalteng berdasarkan Surat Instruksi Gubernur Kalteng yakni melaksanakan Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) salah satunya melalui kegiatan Sekuyan Lombok yang merupakan Gerakan menanam Cabai Rawit di Pekarangan Rumah. Gubernur menugaskan masing-masing Satuan Tugas Pangan untuk melakukan Operasi Pasar secara periodik dan masif, melaksanakan Pasar Murah atau Pasar Penyeimbang secara rutin di lokasi-lokasi strategis di setiap kabupaten/kota Se-Kalteng serta berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum untuk melakukan penindakan secara tegas bagi para penimbun Bahan Pangan dan Bahan Bakar Minyak.
“Saya juga mengapresiasi bagi Kabupaten/ kota yang telah mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sekuyan Lombok baik Kota Palangka Raya dengan pembagian 2.000 bibit cabai dan Barito Selatan pada tanggal 3-5 September 2022 lalu dengan penyerahan sebanyak 1.300 bibit cabai serta kegiatan pasar murah dan operasi pasar sembako yang telah dilaksanakan oleh beberapa kabupaten kota”, kata Gubernur.
Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini juga menekankan hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam upaya pengendalian inflasi melalui Pemetaan Komoditas Pangan strategis, dengan pusat produksi pangan berada pada Kabupaten Kotawaringin Barat, Kapuas dan Pulang Pisau.
“Terlebih dengan adanya kenaikan harga BBM, dan biasanya diikuti kenaikan harga pada komoditas-komoditas utama, serta kondisi cuaca curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan beberapa komoditas di daerah penghasil mengalami gagal panen, hal ini menyebabkan proyeksi inflasi pada bulan September 2022 yakni sebesar 7,40-7,90% (tahun ke tahun),” tandasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post