SAMPIT – Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyebutkan, terkait data lahan pertanian pihaknya sudah memetakan lahan pertanian pangan yang beralih fungsi ke non pangan.
Sementara luas lahan pertanian yang akan dimasukkan ke dalam perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) adalah seluas 13.312,73 hektare yang tersebsar di 10 kecamatan yakni Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Baamang, Kota Besi, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Seranau, Mentawa Baru Ketapang, Mentaya Hulu dan Telaga Antang.
“Sedangkan luas lahan exsisting pertanian di Kotim seluas 19.479 hektare yang merupakan lahan sawah dan bukan sawah. Sementara berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan cetak sawah yang telah dilakukan di Kotim dalam beberapa tahun lalu juga sudah terdata,” kata Halikinnor, Selasa 13 September 2022.
Yakni sebutnya, pada tahun 2016 seluar 200 hektare di Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hulu dan Telaga Antang. Pada tahun 2017 seluas 300 hektare di Kecamatan Pulau Hanaut, Baamang, Kota Besi dan Mentaya Hilir Utara.
“Pada tahun 2019 seluas 100 hektare yang berada di Kecamatan Pulau Hanaut dan Kota Besi. Dan untuk kegiatan pada lokasi cetak sawah sampai dengan sekarang ini masih diusahakan oleh petani dengan melakukan penanaman secara rutinitas, selama lokasi tersebut tidak terkendala banjir,” terangnya.
Selanjutnya, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian juga telah berupaya melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap saluran irigasi lahan pertanian, diantaranya melalui program optimalisasi lahan (OPLA), disamping itu Dinas Pertanian juga selalu mengimbau kepada gabungan kelompok tani dan kelompok tank untuk selalu bergotong royong dalam rangka pemeliharaan saluran irigasi sawah dan bukan sawah.
“Pemerintah juga memiliki program penyediaan alat berat excavator yang ditujukan untuk pemberdayaan terhadap petani, pekebun dan peternak dalam rangka pengembangan atau perluasan lahan pertanian dari seluruh sektor serta perbaikan infrastruktur lahan seperti pembuatan jalan usaha tani serta perbaikan saluran irigasi atau cuci parit,” tegasnya. Sehingga dengan adanya alat berat tersebut diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memajukan sektor pertanian di Kotim.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post