SAMPIT – Sebanyak 12 desa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terendam banjir pasca diguyur hujan dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan aliran sungai meluap dan naik ke daratan, merendam pemukiman warga.
Dikatakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Rihel, banjir terjadi di empat kecamatan yakni Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Kota Besi dan Bukit Santuai.
“Memang setiap tahunnya empat kecamatan ini selalu terdampak banjir ketika musim hujan, baik itu banjir dengan skala kecil, maupun skala besar. Seperti tahun lalu sampai menenggelamkan ratusan rumah warga,” kata Rihel, Sabtu 10 September 2022.
Disebutkannya, desa yang saat ini diterjang banjir yakni untuk di Kecamatan Parenggean meliputi Desa Barunang Miri, Bajarau, Menjalin, Kabuau, Tehang dan Desa Parenggean. Sementara untuk Kecamatan Antang Kalang meliputi Desa Sungai Puring, Tumbang Kalang dan Tumbang Manya.
“Kemudian di Kecamatan Bukit Santuai yakni di Desa Tewei Hara, dan di Kecamatan Kota Besi ada dua desa yakni Desa Hanjalipan dan Rasau Tumbuh,” sebutnya.
Untuk di Desa Bajarau menurut Rihel, warga setempat sudah memasang tenda untuk mengungsi, lantaran ketinggian air sudah memasuki rumah hingga tidak bisa dihuni untuk sementara waktu. Bahkan warga harus mengamankan sejumlah barang-barang di rumah agar tidak hanyut terbawa arus banjir.
“Saat ini kami sedang diperjalan menuju Desa Hanjalipan bersama Wakil Bupati Kotim Irawati. Tujuannya untuk melakukan pengecekkan sekaligus memberikan bantuan sembako kepada warga yang terdampak,” bebernya.
Menurut Rihel, ketinggian air banjir rata-rata 50 sampai dengan 150 cm dari atas tanah. Ketinggian ini cukup untuk membuat aktivitas warga terhenti dan kesulitan untuk mencari bahan makanan, sehingga harus diberikan bantuan.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post