SAMPIT – Keberhasilan Program Sekolah Penggerak (PSP) sangat ditentukan oleh Program Management Office atau PMO di masing-masing level. Ketika PMO tidak berjalan, maka berpotensi pada kegagalan PSP itu sendiri.
Di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sendiri sudah terbentuk PMO yang diketuai oleh Suyoso, yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum di Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim.
“PMO ini akan memastikan program berjalan on the track atau sebagaimana mestinya. PMO diterapkan di sekolah penggerak karena program ini berskala nasional dan melibatkan banyak lini, unit dan sasaran yang jumlahnya ribuan. Bagaimana mengelola sasaran ribuan yang terstruktur terprogram, kelihatan progres dan diketahui kendalanya, disitulah PMO hadir,” kata Suyoso, Kamis 1 September 2022.
PMO juga ujarnya, nantinya akan melakukan standarisasi proses dari program dan mengkoordinasikan penggunaan bersama sumber daya, metodologi, peralatan dan teknik. Sehingga PMO sangat diperlukan dalam program PSP.
“Hal itu akan berlaku di setiap proses mulai dari perencanaan, pemantauan, pengelolaan, pengendalian isu strategis dan resiko-resiko yang timbul hingga pembuatan laporan. Sehingga program PSP dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan,” tegasnya.
Dalam pelaksanaannya, PMO akan dilakukan secara berlevel dan berjenjang, mulai dari paling bawah tingkat sekolah, daerah, UPT hingga level pusat. Tim PMO level sekolah terdiri dari stakeholder di sekolah, mulai kepala sekolah, pengawas, guru, komite pembelajaran dan seluruh unsur yang diperlukan. PMO level sekolah ini akan difasilitasi oleh pelatih ahli.
“PMO level sekolah akan melakukan rapat koordinasi minimal 1 kali tiap bulan untuk membahas capaian sekolah, target bulan depan, kendala yang ada dan rencana tindaklanjut serta solusi dari permasalahan yang timbul,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post