SAMPIT – Kebijakan Merdeka Belajar yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terbukti mampu membawa Indonesia melewati tantangan berupa pandemic Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia selama 2 tahun.
Kepala Bidang (Kabid) Kurikulum dan Pembinaan SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Suyoso mengatakan, melalui kebijakan Merdeka Belajar, yakni Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran selama pandemi.
“Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia termasuk di Kotim, yang berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan,” ujarnya, Rabu 10 Agustus 2022.
Selain itu, kebijakan Asesmen Nasional yang juga bagian Merdeka belajar, membuat peserta didik tidak perlu khawatir dengan tes kelulusan. Menurutnya, Asesmen Nasional tidak bertujuan untuk menghukum murid dan guru, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar.
“Begitu juga dengan kepala sekolah agar termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya agar menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa pendidikan, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi,” tegasnya.
Merdeka belajar merupakan salah satu program unggulan yang dicetuskan oleh Kemendikbud Ristek. Konsep merdeka belajar memberi kebebasan kepada para siswa untuk mengakses ilmu secara mandiri. Sumber ilmu tidak hanya berpatok pada guru dan dalam ruangan kelas tetapi bisa di luar kelas, di media online atau internet, perpustakaan dan lingkungan sekitar.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post